VIRUS CORONA
Pengelola Wisata Gurun Pasir Bintan Terpukul, Biasa Omzet Capai Rp 20 Juta, Kini Turun Gegara Corona
Sebelum wabah virus corona merebak, pengelola bisa mencapai omzet Rp 20 juta sehari. Kini hanya Rp 500 ribu per hari.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
Ia memprediksi bulan Februari hingga Mei 2020 ini, jumlah kunjungan wisman yang masuk ke Bintan menurun antara 35 hingga 40 persen.
Itu jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan antara bulan Februari hingga Mei tahun lalu 2019. Jumlah kunjungan wisatawan ke Bintan saat itu mencapai 217.783 orang.
"Berarti pada bulan Februari hingga Mei 2020 nanti, Bintan akan kehilangan setidaknya antara 76 ribu hingga 87 ribu," terangnya.
Ia menerangkan, menurunnya jumlah wisatawan ini, setelah adanya larangan penerbangan dan adanya imbauan dari Pemerintah China pada 29 Januari lalu. Sehingga turis China sama sekali tidak ada atau nol persen.
"Kunjungan wisatawan memang menurun, khususnya wisatawan dari china," ucapnya.
Rudi juga mengatakan, kondisi ini berdampak pada hotel-hotel bintang tiga yang umumnya menjadi langganan agen paket tur turis China.
"Sejumlah hotel itupun kini telah mengurangi pekerja harian atau day worker lantaran sepi kunjungan," tuturnya.
Rudi juga menyampaikan, kehadiran Warga Negara Asing (WNA) asal China, sangat mendominasi berkunjung ke Bintan. Sehingga mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Bintan.
Meski turis asal China sudah tidak ada lagi yang masuk ke Bintan, untuk kunjungan tamu dari Eropa dan negara lainnya tidak berpengaruh signifikan. Karena turis dari negara tetangga, seperti, Singapura, Malaysia dan Australia, masih datang untuk liburan ke Bintan.
"Kami terus melakukan monitor.Tapi, pelancong dari negara lainnya masih normal,"tuturnya.
Rudi juga mengusulkan pada manajemen hotel dan resort agar membuat strategi pemasaran lain.
Salah satu strategi itu dengan memasukkan proposal ke pemerintah daerah hingga pusat.
"Mereka (hotel dan resort) kan punya strategi sendiri. Kalau menurut saya, mereka seharusnya juga mengusulkan proposal ke pemerintah bahkan kementerian agar rapat-rapat pemerintah diadakan di sana. Ini untuk mengisi waktu hingga wabah ini usai,” ujarnya.
Rudi juga menyebutkan, untuk mengganti porsi kunjungan turis China yang mencapai 35 persen, Dinas Pariwisata Bintan kini tengah menggencarkan promosi ke negara-negara lain yang potensial menarik wisman. Misalnya ke Singapura dan Malaysia.
Kedua negara itu memiliki kedekatan geografis dengan Bintan sehingga lebih mudah menarik wisman dari sisi akses.