Misi-misi Rahasia Kopassus yang Jarang Diketahui Orang Namun Heroik, Ada yang Sampai Diincar Sniper
Daftar Misi Rahasia Kopassus yang Jarang Diketahui Orang Namun Heroik, Pernah Diincar Sniper
#Daftar Misi Rahasia Kopassus yang Jarang Diketahui Orang Namun Heroik, Pernah Diincar Sniper
TRIBUNBATAM.id - Kopassus TNI selalu mendapatkan tugas operasi militer dan non-militer yang tingkat kesulitannya tinggi. Risiko ini sudah diketahui pasukan elite TNI sebelumnya.
Meski mengetahui risiko tinggi, prajurit Kopassus tetap melaksanakan dengan persiapan dan perhitungan matang.
Banyak misi-misi Kopassus yang tidak diketahui banyak publik. Seperti saat Kompi C dikepung sniper dan dihujani peluru.
Berikut ini beberapa operasi militer dan non militer yang terkenal:
- Penumpasan DI/TII, PRRI/Permesta
- Operasi Trikora
- Operasi Dwikora
- Penumpasan G30S/PKI
- Pepera di Irian Barat
- Operasi Seroja di Timor Timur
- Operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla)
- Operasi GPK di Aceh
- Oerasi pembebasan sandera di Mapenduma
- Operasi pembebasan sandera perompak Somalia
- Dll
Karena misi bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas Kopassus tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh, seperti:
- Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi, kerja sama CIA
- Penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia
- Operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Misi tak terkenal namun melegenda
Banyak juga misi-misi Kopassus berisiko tinggi, namun tidak diketahui banyak orang, namun heroik.
Ada cerita aksi heroik Kopassus dalam misi-misi itu. Namun ada juga cerita haru, tentang kabar gugurnya sang prajurit.
Ini kisah anggota Kopassus yang diincar sniper atau penembak runduk musuh, namun nekat bertempur. Kisah ini terjadi saat konflik di Ambon 1999.
TribunJambi.com dari indonesiamedia.com, konflik Ambon menjadi catatan kelam Tanah Air. Konflik SARA meletus dan mengakibatkan korban jiwa.
Situasi semakin buruk, saat gudang senjata polisi Brimob dijarah. Sejumlah oknum anggota TNI maupun Polri yang desertir dan bergabung dalam kerusuhan berdarah itu.
Mabes TNI kemudian mengirimkan batalyon elite yang terdiri dari Sat Bravo 81 Kopassus, Denjaka Marinir dan Bravo Paskhas.
Mereka ditugaskan selalu bergerak untuk menghentikan baku tembak di titik-titik panas sekaligus mencegahnya meluas.
Kompi C YonGab bergerak ke Saparua.
Di sebuah desa, pasukan ini terlibat tembak menembak sengit dengan kelompok perusuh.
Cerita itu tertuang dalam buku Biografi Marsma (Pur) Nanok Soeratno, Kisah Sejati Prajurit Paskhas, yang ditulis Beny Adrian dan diterbitkan PT Gramedia.
Kapten Psk Yudi Bustami yang memimpin kompi itu mengingat, dari cara tembakan dan perlawanan diketahui bahwa kelompok perusuh merupakan orang-orang yang terlatih.