VIRUS CORONA
Dampak Virus Corona Ancam Ekonomi Batam, Mal di Batam Ikut Terdampak, Sebut Jumlah Pengunjung Turun
Manager operasional Nagoya Hill Haris Fadilah menuturkan, pengunjung berkurang 15-20 persen dari hari biasa sebelumnya
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Wabah virus corona di Wuhan, Hubei, Cina berdampak pada ekonomi. Beberapa negara Asia seperti Singapura, mengalami hal yang sama.
Di Batam juga ternyata berdampak. Sejumlah mal di Batam menurun pengunjungnya. Satu diantaranya, Nagoya Hill.
Manager operasional Nagoya Hill Haris Fadilah menuturkan, pengunjung berkurang 15-20 persen dari hari biasa sebelumnya.
"Pastinya adanya isu virus corona itu sangat berimbas terhadap para pengunjung di pusat perbelanjaan ini, khususnya para wisman yang kerap sebelumnya datang berbelanja di sini," ungkap Haris.
Hal itu juga dibuktikan dari data traffic mall. Katanya, biasanya pada minggu pertama dan minggu kedua pengunjung mal itu mencapai 170 ribuan orang dengan metode penghitungan jumlah kendaraan yang masuk.
"Kini, setelah adanya isu virus Corona itu, puncak traffic kita mengalami penurunan mencapai 15 - 20 persen di Minggu pertama awal februari," sebut Haris.
• Kisah Perawat Bertahan Siang-Malam Menjaga Bayi Terinfeksi Virus Corona, Nasib Ibunya Tak Terduga
• 7 WNI Negatif Corona, Kadinkes Tanjungpinang Minta Warga Tak Perlu Panik, dan Takut Komunikasi
Kata Haris, pada hari Sabtu dan Minggu pengunjung Nagoya Hill membeludak hingga lahan parkiran dipenuhi kendaraan.
"Tapi setelah isu itu, hari Sabtu dan Minggu itu kini terlihat sudah seperti hari biasa," jelas
Bahkan sebelumnya, pada waktu hari Sabtu dan Minggu Bus Travel yang mengangkut para wisatawan mancanegara tampak memasuki area Nagoya Hill hingga mencapai 5-7 Bus Travel.
Sebagai antisipasi wabah virus corona, pihaknya melakukan peningkatan pola kebersihan di setiap area mal.
"Tapi alhamdulillah, di pertengahan Minggu kedua ini, traffic pengunjung kita sudah mulai tumbuh kembali, namun tidak seramai yang sebelumnya," pungkasnya.
Apindo Minta Pemerintah Segera Cari Solusi
Kondisi penyebaran virus corona di berbagai negara sangat berdampak terhadap penurunan perekonomian di kota Batam.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid mengkhawatirkan kalau virus corona ini berkepanjangan maka akan bisa mempengaruhi perekonomian Batam.
"Walaupun sampai saat ini dampaknya kepada ekonomi belum begitu terasa tapi kalau masih berlanjut beberapa bulan ke depan dampaknya kepada perekonomian akan mulai terasa," ujar Rafki kepada TRIBUNBATAM.id, Jumat (14/2/2020).
Dimulai dari hambatan impor bahan baku yang berasal dari China.
Kemudian diikuti dengan penurunan permintaan dari pasar global akibat masyarakat yang menahan konsumsinya akibat virus Corona.
"Kalau hal ini terjadi, maka Batam yang menggantungkan ekonominya kepada aktivitas ekspor impor akan ikut terpengaruh," tuturnya.
Ia berharap pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk hal ini ya.
Jangan sampai ekonomi di kota Batam ikut terseret karena isu virus corona ini.
"Kita juga berharap masyarakat Batam tidak panik dan bereaksi berlebihan dengan adanya isu ini," tegasnya.
Apabila masyarakat sampai panik, tambahnya dan melakukan panic buying maka dampak isu corona ini kepada ekonomi akan lebih cepat.
Sehingga dampaknya akan lebih merugikan.
Omset Penjualan Buah di Batam Turun Drastis
Para pedagang buah di Batam mengaku kehilangan omset yang cukup banyak sejak merebaknya kasus virus corona yang menimpa China dan beberapa negara lainnya.
Saat TRIBUNBATAM.id melakukan penelusuran, Kamis (13/02/2020) di Pasar Penuin, Lubuk Baja, Batam Kota yang banyak menjual buah-buahan impor.
Menurut seorang pedagang buah bernama Edi, sekarang omsetnya turun dikarenakan banyak pembelinya yang datang dari Singapura dan Malaysia tak lagi muncul.
"Biasanya banyak yang beli di sini kan dari Singapura dan Malaysia, tapi semenjak ada kasus corona ini jadi tak ada lagi. Jadi lumayan turun omset," ungkap Edi.
Edi yang sudah berjualan buah di pasar Penuin sejak 15 tahun yang lalu pun mengaku pembeli dari Batam pun tak sebanyak biasanya.
"Yang dari Batam pun juga sudah jarang, semenjak ada kasus virus corona ini jadi jarang yang membeli," imbuhnya.
Edi kemudian mengatakan, biasanya dia mendatangkan buah-buahan dari Tiongkok atau China.
Namun, karena terkendalanya pengiriman dari Tiongkok terpaksa dia juga mendatangkan buah-buahan dari negara lain.
"Memang kan pengiriman dari China itu sedang susah, jadi sekarang saya juga banyak datangkan buah dari Australia atau Amerika," sebutnya.
Menurut Edi hanya tinggal buah jeruk yang dia datangkan dari China, buah lain seperti Apel dia datangkan dari negara lain.
"Memang kan kalau dari China harga buahnya lebih murah. Cuma sekarang seperti apel saya ambil dari Amerika walaupun harga jadi lebih mahal, cuma jeruk yang dari China, itu pun tak semuanya. Banyak juga buah lokal," kata Edi.
Edi lalu menceritakan penurunan omsetnya semenjak merebaknya kasus Corona.
"Lumayan jauh turun lah omset saya, sekitar 40 persen ada turun omzet semenjak kasus Corona ini," katanya. (TRIBUNBATAM.id/leo halawa/roma uly sianturi/Ardananasution)