BATAM TERKINI

BERITA POPULER - Komisaris PT PMB Ditahan Polisi hingga Rahma Pindah ke Partai Nasdem

Ada sejumlah berita lokal Kepri yang menjadi berita populer dan diminati pembaca. Yakni terkait penahan PT PMB dan kepindahan Rahma ke Partai Nasdem.

TribunBatam.id/Dokumentasi KLHK
Tim gabungan KLHK dan sejumlah instansi melihat aktivitas PT PMB di atas hutan lindung di Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa. Komisaris PT PMB dibawa ke Jakarta untuk diperiksa. 

"Nanti lihat kedepannya. Sekarang semua sedang dipersiapkan," sambungnya.

Beberapa kali Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPRD Kota Batam telah digelar perihal dugaan kasus kaveling 'bodong' ini.

Namun, beberapa kali juga beberapa konsumen kecewa sebab tak ada langkah tegas untuk pihak terkait menindak Direktur PT. PMB yang juga memiliki wewenang dalam menyelesaikan permasalahan kerugian konsumen.

Mimpi Punya Rumah Sendiri, Pekerja Kasar di Batam Merugi

Mimpi Sukardi untuk dapat memiliki rumah pribadi harus pupus.

Ini terjadi setelah legalitas lahan milik PT Prima Makmur Batam (PMB) bermasalah dengan hukum.

Pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh kasar itu pun mengaku sangat kecewa.

Apalagi ia telah merogoh kocek pribadinya dengan jumlah cukup besar.

"Sama istri akhirnya sepakat untuk beli lahan di sana untuk dibangun rumah, dan uangnya bagi kami tidak sedikit bang. Total hampir Rp 20 juta," katanya kepada TribunBatam.id.

Sukardi menceritakan, mulanya ia diajak oleh rekan seprofesinya untuk bersama-sama membeli lahan yang terletak di Kaveling Punggur, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, itu.

Ia tertarik akibat harga murah yang ditawarkan oleh pihak perusahaan.

"Kami hanya wong cilik (orang kecil), ada lahan murah ya tertarik," sambungnya sambil menjelaskan jika telah terbeli, lahan itu akan dibangunnya rumah tanpa harus menyewa tukang.

 Komisaris PT PMB Ditahan Penyidik KLHK, Diduga Alih Fungsi Hutan Lindung jadi Kaveling Siap Bangun

 Ratusan Konsumen PT PMB di Punggur Mengadu ke DPRD, Beli Kavling di Hutan Lindung

Ia mengatakan dengan profesinya sebagai buruh kasar, ia tak perlu lagi repot-repot untuk membangun rumah dengan mengeluarkan biaya yang besar.

"Kami kan kuli. Jadi memang sudah direncanakan, karena kalau dikasih tukang ada biaya lagi," keluhnya.

Sukardi mengakui jika ia bersama istrinya sampai harus menggadaikan rumah milik mereka di kampung halaman demi mewujudkan cita-cita memiliki rumah sendiri.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved