BATAM TERKINI
TERMASUK Daerah Rawan Kecelakaan, Warga Sesalkan Bukit Deang Batam Tak Dilengkapi Rambu Peringatan
Warga Batam menyesalkan tidak adanya rambu peringatan daerah rawan kecelakaan di sekitar jalan Bukit Daeng Batam sebagai peringatan bagi pengendara.
Para pengendara yang melintas terlihat memperlambat laju kendaraan mereka untuk membaca tulisan yang ada di spanduk berukuran 3x4 meter tersebut.
Pengedara yang melintas banyak mengucapkan turut berdukacita atas kejadian tersebut, para pengendara yang melintas juga mengaku prihatin atas kejadian tersebut.
"Ya kasihan juga, tapi bagaimanalah namanya juga musibah," kata Saiful, pengedara yang melintas.
Di bawah spanduk tersebut ada tulisan kami yang turut berduka dan memberikan petisi yang dibubuhi dengan tanda tangan dispanduk warna putih tersebut.
Keberadaan spanduk tersebut mendapat banyak tanggapan dari para pnegendara yang melintas.
Selain merasa prihatin atas kejadian tersebut, keberadaan spanduk tersebut juga disambut positif oleh para pengendara.
"Positif juga sih, jadi bukan hanya mengingatkan atas kejadian tersebut, tetapi mengingatkan kita juga," kata Ibrahim, pengendara yang melintas.
Berikut ini deretan karangan bunga duka cita untuk Sri Wahyuni
1. Dari Punggowo Mudo
2. Pujakesuma Kepri
3. Yayasan Bumi Majapahit
4. Kendal Boler Community
5. Sragen Community
6. Arek Blitar Community
7. Pawagung Barata dan Baru Klintheng
8. PSHT Rayon Botania
9. Turonggo Satrio Budoyo
10. Sragen Community
Masih banyak lagi karangan buka duka cita dari berbagai paguyuban yang diletakkan di lokasi tabrakan Sri Wahyuni.
Yasinan Bersama
Pelayat mulai berdatangan ke lokasi tempat kejadian Almarhumah Sri Wahyuni menghembuskan napas terakhirnya, akibat ditabrak bus Bimbar.
Pasalnya, pada Kamis (20/2/2020) malam, di tepi jalan Bukit Daeng, lokasi persis kejadian tabrakan itu diadakan tahlilan untuk mendoakan almarhumah.
Pelayat mulai berdatangan sejak pukul 19.30 Wib dan terus bertambah memenuhi bahu jalan Letjen R. Suprapto, Tembesi, Kecamatan Sagulung.
Dengan duduk bersila, pelayat yang datang dari berbagai kalangan itu melantunkan Surat Yasin yang dimaksudkan untuk arwah Sri Wahyuni.
Tampak mulai dari anak muda, ibu-ibu, perkumpulan suku Jawa, organisasi agama dan kepemudaan sampai masyarakat umum mengikuti tahlilan.
Sri Wahyuni, perempuan berumur 24 tahun meninggal dunia pasca tabrakan maut, Senin (17/2/2020) silam.
Almarhumah ditabrak mobil trayek Jodoh-Batuaji yang dikenal warga Batam angkutan Bimbar.
Perempuan yang merupakan karyawan PT. Epson itu rencananya akan menikah pada 22 Februari 2019. Namun hal itu tak terlaksana karena dia harus berpulang.
Anas, perwakilan dari NU yang mengadakan tahlilan mengatakan, tahlil dan doa bersama ini merupakan cara masyarakat bersimpati terhadap Sri dan segenap keluarga yang ditinggalkan, di kampungnya di Magetan.
"Benar mas, acara kecil-kecil saja. Karena kita warga Sagulung dan almarhumah juga tinggal dekat-dekat sana. Jadi kami berinisiatif untuk menggelar doa tersebut," ujarnya.
Anas menjelaskan, dalam acara kirim doa ini, banyak masyarakat yang telah menghubungi untuk bergabung mengenang kepergian Sri. Terutama dari teman-teman sepekerjaannya, masyarakat umum.
"Ada yang dari Ormas, terus dari Paguyubannya Sri dan warga tadi juga sudah ada yang mengkonfirmasi. Tadi sudah ada sekitar 50 orang yang ingin bergabung, siapa tau nanti pas acara bisa bertambah,” kata Anas.
Sebelum dimulai tahlilan, diumumkan bahwa perwakilan agama lain juga turut hadir mengikuti doa bersama.
Pemuda Katholik, Hindu, dan yang lain menunjukkan rasa bela sungkawa melalui kehadirannya. (TribunBatam.id/Ian Sitanggang/Ichwan Nurfadillah/ Ardana Nasution/*)
