PELANTIKAN PM MALAYSIA

Profil Muhyiddin Yassin PM Malaysia Pengganti Mahathir Mohamad, Keturunan Bugis - Jawa

Raja Malaysia resmi melantik Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-8, Minggu (1/3/2020).

dok_twitter
Muhyiddin Yassin sujud syukur usia diumumkan jadi Perdana Menteri Malaysia, Sabtu (29/2/2020) 

MALAYSIA, TRIBUNBATAM.id -  Raja Malaysia resmi melantik Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-8, Minggu (1/3/2020).

Dikutip dari akun Bulletin TV3 di twitter, Tan Sri Muhyiddin Yassin menjalani sumpah jabatan Perdana Menteri ke-8 di hadapan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.

Muhyiddin Yassin yang juga Presiden Partai Pribumi (Bersatu) Malaysia ditunjuk sebagai perdana menteri Malaysia oleh Raja Malaysia mengakhiri kemelut politik di negara itu sejak 22 Februari 2020.

Pelantikan Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia ke 8 berlangsung di Istana Negara, Malaysia.

Pada 24 Februari lalu Tun Dr Mahathir Mohamad memutuskan mundur sebagai perdana Menteri Malaysia ke 7.

Muhyiddin Yassin Dilantik Sebagai PM Malaysia ke 8, Raja Tolak Bertemu Mahathir Mohamad

Setelah menerima surat pengunduran diri itu, Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah meminta Mahathir untuk menjabat PM sementara waktu.

Tidak lama kemudian, Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah membuat keputusan mengejutkan.

Raja tidak mengangkat Mahathir Mohamad atau Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri.

Orang yang justru menjadi PM Malaysia kedelapan adalah Muhyiddin Yassin, mantan menteri dalam negeri sekaligus Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).

Lantas, siapa sebenarnya Muhyiddin. Sehebat apa dia?

Dikutip dari berbagai sumbar, Muhyiddin adalah pria keturunan Bugis.

Dia lahir 15 Mei 1947 (usia 72 tahun), di Negara Bagian Muar, Malaysia.

Tan Sri Muhyiddin Mohd Yassin, ayahnya keturunan Bugis dan ibunya keturunan Jawa, adalah seorang Wakil Presiden UMNO dan sekarang Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani.

Namanya mencuat setelah menyatakan didukung total 36 anggota parlemen dari Partai Bersatu.

Dukungan seluruh anggota Partai Bersatu ini mengejutkan, mengingat sebelumnya Partai Bersatu selalu menegaskan dukungan untuk Mahathir.

Bahkan sebelumnya Partai Bersatu berhasil membujuk Mahathir mencabut keputusannya mengundurkan diri sebagai chairman partai ini.

Selain didukung seluruh anggota parlemen dari Partai Bersatu, Muhyiddin juga dapat dukungan penuh dari partai-partai oposisi yang membentuk koalisi Barisan Nasional (BN).

Koalisi BN terdiri atas empat partai politik (parpol), yakni Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) - yang menaungi eks PM Malaysia Najib Razak, Partai Islam se-Malaysia (PAS), Asosiasi China Malaysia (MCA) dan Kongres India Malaysia (MIC).

Penunjukan Muhyiddin oleh Raja Malaysia disampaikan setelah Mahathir Mohamad kembali menawarkan diri  menjabat PM Malaysia.

Mahathir sebagai pendiri Partai Bersatu, menegaskan dirinya tidak mendukung Muhyiddin dan tidak ingin bekerja sama dengan UMNO, yang disebutnya korup.

Saat itu Mahathir mendapat dukungan penuh koalisi Pakatan Harapan, termasuk politikus terkemuka Anwar Ibrahim, yang menjabat Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR).

Namun keputusan Raja Malaysia mengakhiri langkah Mahathir untuk kembali menjabat PM Malaysia.

"Raja memutuskan memilih Muhyiddin sebagai perdana menteri, sesuai dengan Pasal 40 (2) (a) dan 43 (2) (a) Undang-Undang Federal," kata Kepala Staf Kerajaan Malaysia, Ahmad Fadil Shamsuddin.

Shamsuddin menjelaskan, Raja Abdullah menyatakan Muhyiddin yang menjadi anggota parlemen dari Pagoh, meraih suara mayoritas.

Selanjutnya, Shamsuddin mengatakan Muhyiddin bakal diangkat dan membacakan sumpah jabatan dalam upacara yang digelar di Istana Negara.

"(Raja Abdullah) mengatakan penunjukan perdana menteri tidak bisa ditunda demi kemaslahatan rakyat dan bangsa. Beliau meyakini ini adalah keputusan yang terbaik bagi seluruh pihak dan berharap keputusannya mengakhiri krisis politik saat ini," ujar Shamsuddin. 

Berdasarkan sistem kenegaraan Malaysia, Raja Malaysia memiliki posisi di atas undang-undang sehingga bisa memilih Perdana Menteri.

Muhyiddin dan Mahathir sama-sama berasal dari Partai Bersatu, tetapi Mahathir tidak setuju, karena Muhyiddin mau berkoalisi dengan partai oposisi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved