Kesurupan Massal Siswa SMP, Terjadi Sejak Jumat Malam Saat Kemah, Akhirnya Berlanjut di Sekolah
Kepala Desa (Peratin) Antar Kuaw, Lampung Barat Tri Aryogi menceritakan kronologi kejadian berawal ketika korban sedang mencuci baju di belakang rumah
Hanya ada dewan guru, bhabinkamtibmas dan Babinsa saja yang ada di sekolah tersebut.
Termasuk orangtua juga datang untuk melihat kejadian kesurupan.
Suasana sekolah sebelum azan zuhur langsung terlihat hening tanpa ada aktifitas keramaian para siswa.
Para dewan guru langsung diajak rapat oleh pimpinan sekolah pasca siswa diobati oleh ustadz Jefri yang datang ke sekolah.
Tak lama kemudian aparat yang berjaga juga meninggalkan lokasi kejadian dan suasana sekolah hening tanpa ada aktifitas.
Kepsek hingga Disdikbud Bungkam
Kepala SMPN 22 Bandar Lampung Rita Ningsih enggan memberikan komentar terkait kasus kesurupan massal yang menimpa anak didiknya.
"Jadi saat ini saya tidak usah wawancara dulu, ini juga saya mau rapatkan dulu dengan guru-guru," kata Rita saat ditemui awak media di halaman sekolah, Senin (8/3/2020).
Selain Kepsek, para siswa juga tidak mau memberikan komentar.
Pasalnya para guru melarang siswa melakukan hal itu kepada wartawan.
Sedangkan siswa lainnya disuruh pulang pasca kesurupan.
Sementara Sekretaris Disdikbud Bandar Lampung Eka Afriana meminta awak media untuk tidak memberitakan dari kejadian yang ada di SMPN 22 Bandar Lampung.
"Jangan diberitakan ya kejadian ini, kalau mau beritakan tentang persiapan kami dalam menghadapi OSN saja," pintanya.
Lalu saat Tribunlampung meminta penjelasan lebih lanjut kepada pejabat Disdikbud tersebut dirinya enggan berkomentar dan langsung meninggalkan sekolah.
Belasan siswa SMPN 22 Bandar Lampung diduga mengalami kesurupan massal.
Linda salah satu orangtua siswa saat ditemui Tribunlampung di SMPN 22 Bandar Lampung, Senin (8/3/2020) membenarkan informasi tersebut.