BATAM KRISIS AIR
Rencana Rationing di Batam Ternyata Bisa Dihindari, Ini Solusi yang Ditawarkan ATB
Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus mengungkapkan, rencana rationing dengan skema 5 hari on dan 2 hari off masih bisa dihindari.
"Didoakan saja," sambungnya.
Menurut Maria, sebenarnya rationing bisa dihindari asalkan bisa transfer air baku dari DAM Tembesi ke DAM Mukakuning.
Namun hingga kini belum ada kejelasan mengenai penggunaan DAM Tembesi.
Lantas apakah Batam sebagai kota industri akan krisis air.
BP Batam Siapkan 3 Alternatif Solusi
Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama PT Adhya Tirta Batam (ATB), menyiapkan langkah antisipasi terhadap ancaman krisis air. Tanpa antisipasi, maka 6 Juli 2020, Dam Duriangkang yang menyuplai 70 persen air di Batam, akan shut down.
BP Batam bersama ATB menyiapkan langkah rationing atau penggiliran air, memompa air dari Waduk Tembesi, hingga menyiapkan hujan buatan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan.
"Kondisi sekarang memang Batam sangat kekurangan air hujan atau air baku. Kita mengantisipasi kondisi curah hujan," ujar Binsar saat konfrensi pers di Bida Marketing BP Batam, Kamis (5/3/2020).
Diakuinya langkah yang disiapkan, mengantisipasi kelangkaan air selain rationing atau penggiliran, dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Mereka sudah pernah melakukan, dari tidak hujan, menjadi hujan dengan menambah garam untuk mengubah arah angin," ungkap dia.
Kajian pemilihan teknologi buatan, lanjutnya membutuhkan biaya lebih murah, atau sekitar Rp 100 juta. Dimana, dibutuhkan pelaksanaan kajian selama 14 hari kerja.
"Kita akan melakukan kajian secara cepat, untuk mengambil sikap," tuturnya.(*)