TRIBUN WIKI

Mirip Gejala Virus Corona, Inilah Tanda Fisik Serangan Panik, Bisa Lemahkan Sistem Kekebalan Tubuh

Saat merasakan gejala seperti berkeringat, sulit bernapas dan mulut kering, bisa jadi kamu sedang terkena panic attack

kompas.com
Teknik pernapasan perut dapat merangsang saraf vagus untuk mengeluarkan enzim anti-stres dan hormon yang menenangkan. Cara ini bisa menjadi solusi mengatasi serangan panik (panic attack). Foto ilustrasi. 

Ketika kita merasa terancam dan rentan, adrenalin mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan peningkatan kecemasan dan seringkali juga diikuti dengan gejala nyeri dada, sesak napas, dan merasa kepanasan.

Jika kamu memiliki riwayat kecemasan dan serangan panik, tanamkan pada diri bahwa kemungkinan besar gejala tersebut bersifat psikosomatis alih-alih gejala infeksi virus.

Ketika kamu merasa benar-benar khawatir dan gejala fisik itu muncul, berhentilah sejenak dan cobalah beberapa teknik grounding untuk lebih tenang, yakni bagaimana kamu bisa menenangkan napas, tubuh dan pikiran, serta membawa dirimu kembali ke momentum saat ini.

Jika gejalamu mereda setelah itu dan kamu lebih rileks, maka dapat dipastikan bahwa gejala tersebut disebabkan oleh serangan panik, bukan virus corona.

Namun, jika tidak, jangan ragu mengunjungi tempat pelayanan kesehatan untuk mengetahui kondisimu.

Rasa Panik dan Khawatir Bisa Lemahkan Kekebalan Tubuh

Sejak Indonesia mengonfirmasi adanya pasien positif virus Corona, banyak orang yang menjadi panik dan reaktif.

Hal ini sebenarnya justru merugikan diri sendiri.

Dalam keadaan panik, masyarakat membeli barang kebutuhan sehari-hari, termasuk alat kesehatan pencegah penyakit, dalam jumlah besar.

Karena kepanikan pula, banyak orang yang percaya begitu saja pada setiap informasi yang diterimanya melalui media sosial atau aplikasi percakapan.

Tak sedikit informasi yang beredar itu sebenarnya merupaka kabar bohong dan malah memperbesar kecemasan.

Dikutip dari Kompas.com, rasa stres dan cemas berlebihan akan tertular penyakit sebenarnya justru bisa menurunkan kekebalan tubuh.

Padahal, untuk mencegah infeksi virus dibutuhkan daya tahan tubuh yang baik.

Tak sedikit penelitian yang menyebutkan efek stres pada sistem imun.

Ketika kita dilanda stres, kemampuan sel darah putih untuk melawan infeksi (limfosit) berkurang.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved