VIRUS CORONA DI SINGAPURA
Dihantam Corona, Singapura Terancam Resesi, Pemerintah Tarik Dana Cadangan Rp 190 Triliun
Singapura menarik cadangan hingga S$ 17 miliar atau Rp 190 triliun untuk langkah-langkah melindungi pekerja dan mendukung ekonomi.
SINGAPURA, TRIBUNBATAM - Akibat hantaman Covid-19, ancaman Singapura resesi sudah di depan mata.
Untuk menguatkan ekonomi, Singapura menarik cadangan hingga S$ 17 miliar atau Rp 190 triliun untuk langkah-langkah melindungi pekerja dan mendukung ekonomi.
Data awal menunjukkan pada hari Kamis, ekonomi Singapura merosot 2,2% pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya.
Ini merupakan kontraksi terbesar dalam lebih dari satu dekade terakhir ketika wabah virus corona mendorong negara tersebut bersiap merencanakan resesi.
Melansir South China Morning Post, data suram dari Negeri Merlion kemungkinan akan menambah kekhawatiran bahwa ekonomi global akan berkontraksi pada semester pertama tahun ini.
Singapura adalah salah satu negara dengan perekonomian paling terbuka di dunia dan salah satu yang pertama melaporkan data pertumbuhan triwulanan sejak virus menyebar dari China pada awal tahun.
• Ratusan WN Singapura Keluar-Masuk Batam Setiap Hari, Jumlah Pelayaran Menurun Dampak Corona
• Peraturan Tegas Singapura, Terapkan Denda Rp 115 Juta Bagi Warganya yang Kedapatan Berkumpul
Penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar sejak krisis keuangan 2009 dan berada di bawah ekspektasi para ekonom yang mematok penurunan 1,5%.
Data ini juga datang ketika otoritas menurunkan perkiraan 2020 untuk PDB mereka ke kisaran -4% hingga -1%, dari kisaran sebelumnya -0,5% hingga 1,5%.
Kementerian Perdagangan dan Industri mengatakan dalam sebuah pernyataan, pada basis kuartal ke kuartal, PDB mengalami kontraksi 10,6%. Ini menjadi penurunan paling tajam sejak kuartal ketiga 2010 dan jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memprediksi kontraksi 6,3%.
"Wabah Covid-19 telah meningkat, dan menyebabkan kemunduran yang signifikan dalam situasi ekonomi baik secara eksternal maupun domestik," kata kementerian itu seperti yang dikutip South China Morning Post.
"Karena situasi Covid-19 global masih berkembang pesat, masih ada tingkat ketidakpastian yang signifikan atas tingkat keparahan dan durasi wabah global, dan lintasan pemulihan ekonomi global setelah wabah. Namun, keseimbangan risiko cenderung miring ke bawah," demikian penjelasan kementerian perdagangan Singapura.
• UPDATE 52 Kasus Baru Covid-19 di Singapura, Total Jadi 683 Kasus: 172 Pulih, 18 Kritis
Ekonomi Singapura sangat bergantung pada perdagangan.
Itu sebabnya, mereka sangat waspada terhadap kelemahan yang dipicu oleh wabah virus ketika negara kota tersebut dan mitra dagang utamanya menutup perbatasan. Kebijakan itu secara otomatis mengurangi jadwal produksi dan memberlakukan pembatasan pada pergerakan konsumen.
Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat akan mengungkap paket stimulus kedua di Parlemen pada Kamis malam untuk menopang perekonomian yang sedang lesu. Besar kemungkinan, stimulus tersebut akan fokus pada sektor pariwisata dan transportasi yang sangat terpukul.
Bank sentral juga telah memajukan keputusan kebijakannya menjadi 30 Maret, di mana para analis memprediksi dilakukannya pelonggaran.