VIRUS CORONA DI SINGAPURA

Dihantam Corona, Singapura Terancam Resesi, Pemerintah Tarik Dana Cadangan Rp 190 Triliun

Singapura menarik cadangan hingga S$ 17 miliar atau Rp 190 triliun untuk langkah-langkah melindungi pekerja dan mendukung ekonomi.

AFP
Ilustrasi penduduk Singapura. 

"Ada kemungkinan besar pemerintah akan menggunakan dana cadangan untuk mendanai stimulus kedua, yang bisa lebih besar dari apa yang diumumkan dalam Anggaran 2020," kata Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ Banking Group di Singapura kepada Bloomberg. 

Dia menambahkan, otoritas moneter Singapura pasti perlu melakukan pelonggaran secara agresif pada hari Senin.

Tarik dana cadangan

Pandemi virus corona baru, Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat mengatakan, bakal membuat Singapura menarik cadangan hingga S$ 17 miliar atau Rp 190 triliun untuk langkah-langkah melindungi pekerja dan mendukung ekonomi.

"Kami telah menabung untuk hari hujan," kata Heng kepada Parlemen, Kamis (26/3) saat mengumumkan langkah-langkah ekonomi tambahan dalam mengatasi wabah virus corona. Tapi, "Pandemi Covid-19 sudah menjadi badai yang dahsyat dan masih terus berkembang."

Heng, yang juga Menteri Keuangan, menyatakan, uang sebanyak S$ 17 miliar akan pemerintah gunakan untuk membantu langkah-langkah pendanaan, seperti melindungi pekerja, membantu wiraswasta, dan meningkatkan sektor penerbangan yang terpukul.

Melansir Channelnewsasia.com, dia menjelaskan, langkah-langkah tersebut akan mengerek defisit anggaran 2020 menjadi S$ 39,2 miliar yang belum pernah terjadi sebelumnya, atau 7,9% dari produk domestik bruto (PDB) Singapura.

"Cadangan kami berfungsi sebagai benteng kami melawan guncangan dan krisis yang sifatnya luar biasa," ujar Heng. “Untuk negara tanpa minyak, tanpa gas, tanpa emas, tanpa berlian, atau sumber daya alam apa pun, sungguh luar biasa bahwa kita telah membangunnya".

"Kehati-hatian dan kedisiplinan kita dalam menabung dan memupuk cadangan kita memberi kita sarana untuk merespons secara tegas ketika bangsa kita menghadapi keadaan luar biasa," imbuh Heng.

Virus corona menimbulkan banyak ancaman bagi Singapura, menurut Heng, ketika memicu guncangan eksternal seperti negara-negara lain yang menutup perbatasan mereka, membatasi ekspor, dan menghentikan kegiatan ekonomi untuk memerangi pandemi.

Sektor-sektor bisnis di Singapura, seperti pariwisata, transportasi, dan restoran, juga sangat terpukul. Sebab, negeri Merlion menerapkan langkah-langkah jarak fisik yang aman untuk mengekang wabah wirus corona.

"Jadi, ini bukan siklus bisnis normal yang kami antisipasi dan berurusan dengan menggunakan pendapatan yang dikumpulkan oleh masing-masing masa pemerintahan," sebut Heng. "Ini adalah 'angsa hitam' yang datang hanya sekali setiap beberapa dekade".

Heng mengingatkan, masih ada banyak ketidakpastian tentang bagaimana wabah virus corona bisa berkembang. Itu jauh lebih kompleks dibanding krisis keuangan global pada 2009 karena ada tambahan dimensi medis, sosial, dan psikologis.

Krisis keuangan adalah satu-satunya waktu di mana Singapura menarik cadangannya. Ketika itu, Pemerintah Singapura menarik S$ 4,9 miliar  untuk membantu para pekerja tetap bekerja dan perusahaan-perusahaan mendapatkan kredit.

Meski begitu, Heng menyatakan, Singapura telah mempersiapkan dengan baik dan memiliki sumber daya untuk menghadapi krisis "dengan keyakinan".

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved