4 Fakta Fenomena Waterspout yang Terjadi di Aceh Tengah, Berlangsung 25 Menit dan Penjelasan Ahli
Fenomena waterspout atau belalai air ini terjadi di Danau Laut Tawar, Kampung Mengaya, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh
TRIBUNBATAM.id, ACEH - Warga Aceh Tengah, Aceh belakangan dihebohkan fenomena waterspout atau belalai air.
Fenomena waterspout atau belalai air ini terjadi di Danau Laut Tawar, Kampung Mengaya, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh.
Fenomena waterspout itu terjadi Kamis (26/3/2020) sore menjelang malam atau sekitar pukul 18.30 WIB.
• Daftar Harga Terbaru Smartphone Vivo, Banyak yang Turun Harga Hanya Satu yang Naik
• Awal April 2020, Redmi 8A Pro Sudah Hadir di Indonesia, Dua Kamera di Belakang, Kamera Selfie 8 MP
• UEFA Berencana Batalkan Semua Kompetisi di Eropa Jika Kompetisi Tak Bisa Bergulir Sampai Akhir Juni
Berikut fakta mengenai fenomena waterspout atau belalai air di Aceh:
1. Pertama diketahui para pemuda yang bermain voli

Fenomena ini pertama diketahui oleh sejumlah pemuda yang tengah bermain voli di lapangan desa setempat.
Lokasi mereka bermain voli dekat dengan Danau Laut Tawar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah.
Tiba-tiba muncul pemandangan yang menurut mereka mengejutkan dan baru pertama kali terjadi.
"Ketika pemain voli berhenti, kami yang sedang menonton voli juga tumpah ruah bersama masyarakat menyaksikan ada yang berputar seperti angin puting beliung dari arah danau," kata Sekretaris Kampung Megaya, Haidir.
2. Terjadi 25 menit

Haidir mengungkapkan, fenomena angin puting beliung di danau itu terjadi sekitar 25 menit.
Angin tampak berputar dari awan yang sedang mendung hingga berjung ke air danau, seolah-olah menyedot air tersebut.
Fenomena itu disertai dengan suara gemuruh.
Peristiwa itu terjadi mulai pukul 18.30 WIB hingga 18.55 WIB.
Warga yang menyaksikan beramai-ramai merekam kejadian itu dengan gawai mereka.
3. Penjelasan ahli

Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh Zakaria Ahmad mengemukakan, fenomena tersebut adalah waterspout atau belalai air.
Meski masih dapat dikatakan dalam jenis angin puting beliung namun waterspout memiliki perbedaan.
"Bedanya, kalau waterspout terjadi di permukaan air, baik itu di danau atau di permukaan laut dan bisa juga terjadi di sungai yang luas," kata dia.
Waterspout biasanya terjadi di air saat tekanan udara rendah.
Zakaria mengatakan, waterspout disebabkan awan Cymulonimbus.
"Kecepatan angin jenis ini biasanya antara 50 hingga 60 kilometer per jam," kata dia.
• Tak Hanya Juventus, PSSI-nya Italia Memberlakukan Aturan Potong Gaji Pemain untuk Semua Klub Serie A
• Kompetisi Tidak Jalan, Juventus Potong Gaji Cristiano Ronaldo dan Kawan-kawan Selama 4 Bulan
• 8 Fakta Tony Ferguson yang Bisa Bikin Khabib Nurmagomedov Merinding; Selalu Menang di Ronde 1
4. Bukan fenomena aneh

Meski masyarakat setempat menyebut peristiwa itu baru pertama kali terjadi di wilayahnya, namun Zakaria memastikan fenomena waterspout bukan fenomena aneh.
"Ini fenomena biasa terjadi," kata Zakaria. Angin jenis ini akan melemah ketika pergerakannya menuju atau mencapai daratan.
"Kesimpulannya, waterspout biasa terjadi di wilayah perairan dan puting beliung di daratan," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontribur Takengon, Iwan Bahagia | Editor: Aprilia Ika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Waterspout di Aceh, Suara Bergemuruh dan Berlangsung 25 Menit", https://regional.kompas.com/read/2020/03/29/06000021/fenomena-waterspout-di-aceh-suara-bergemuruh-dan-berlangsung-25-menit?page=all.
Editor : Pythag Kurniati