TRIBUN WIKI

KISAH Hidup RA Kartini, Putri Bangsawan yang Berani Memperjuangkan Nasib Wanita

Perjuangan Kartini dalam menegakkan emansipasi wanita bukan hal yang mudah. Dia meninggal di usia 25 tahun, 4 hari setelah kelahiran anaknya.

WIKIMEDIA COMMONS/chirpstory.com
RA Kartini dan anaknya, Raden Mas Soesalit 

Kartini juga mulai aktif menulis. Tulisannya beberapa kali juga sempat dimuat dalam majalah De Hollandsche Lelie.

Dari hobinya membaca, wawasan dan pemikiran Kartini semakin terbuka.

Ia mulai mengetahui buruknya sistem kepegawaian dan Pendidikan yang dijalankan pemerintah.

Hal ini ia ungkapkan dalam suratnya kepada sahabatnya, Stella Seehandelar. 

Kartini mengungkapkan rasa jengkelnya terhadap pemerintah yang kurang memperhatikan dunia Pendidikan.

Kartini menuduh pemerintah sengaja membatasi pendidikan untuk rakyat karena takut nanti tidak ada lagi orang yang mengerjakan sawah dan ladang.

Ia juga memiliki keyakinan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai mahluk yang sama, hanya bentuknya yang berbeda.

Karena itu, kedudukan mereka tidak boleh dibeda-bedakan. 

Kartini yakin bahwa perempuan memiliki peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa.

Kartini terus berusaha memperdalam pengetahuannya.

Ia berkenalan dengan Ny. Ovink Westenenk, adik Residen Jepara.

Kepada Ovink, Kartini belajar melukis.

Kartini juga berkenalan dengan Ny. Pvink Soer yang banyak menulis cerita anak-anak. 

Kartini memiliki cita-cita menjadi guru dan mendirikan sekolah untuk gadis-gadis di Indonesia.

Hal ini ia ungkapkan kepada Mr. J. H. Abendanon, direktur pengajar ketika pejabat itu datang ke Jepara.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved