TRIBUN WIKI

KISAH Hidup RA Kartini, Putri Bangsawan yang Berani Memperjuangkan Nasib Wanita

Perjuangan Kartini dalam menegakkan emansipasi wanita bukan hal yang mudah. Dia meninggal di usia 25 tahun, 4 hari setelah kelahiran anaknya.

WIKIMEDIA COMMONS/chirpstory.com
RA Kartini dan anaknya, Raden Mas Soesalit 

Kartini sempat mengutarakan keinginannya untuk sekolah ke Jakarta kepada Abendanon.

Sambil menunggu jawaban atas keinginannya tersebut, Kartini mendirikan sekolah untuk para gadis di Jepara.

Muridnya tidak banyak, hanya kerabat dan teman-temannya.

Mereka diajari menjahit, memasak, menyulam, dan Bahasa Jawa.

Sekolah tersebut berjalan dengan lancar dan membuat Kartini senang.

Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, karena Kartini dinikahkan dengan seorang Bupati Rembang beristri tiga, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat.

Sebelum pernikahan itu berlangsung, pada 7 Juli 1903, datang surat dari Pemerintah Belanda yang mengabulkan permintaan Kartini untuk sekolah ke Eropa. 

Kartini memperoleh beasiswa sebesar 4.800 gulden.

Namun Kartini sudah telanjur menerima lamaran Djojo Adhiningrat, sehingga tidak memungkinkannya untuk berangkat.

Akhirnya ia mengusulkan kepada pemerintah supaya melimpahkan beasiswa itu kepada seorang pemuda yang terkenal cerdas, Agus Salim.

Tiga bulan kemudian, Kartini sudah harus ikut calon suaminya ke Rembang.

Mereka kemudian menikah pada 8 November 1903.

Setelah menikah, Kartini mendirikan sekolah untuk anak-anak perempuan di rumahnya.

Suaminya mendukung.

Kegiatan belajar mengajar itu dipimpin oleh seorang perempuan Belanda.

Ia juga mendatangkan para pengukir kayu dari Jepara untuk sekolah pertukangan bagi anak laki-laki.

Penderitaan datang ketika Kartini yang sedang hamil muda mengetahui suaminya memelihara dua orang gundik pelacur.

Sejak saat itu, Kartini tak lagi menulis surat, memilih menyendiri, menolak untuk tidur bersama suami sebagai bentuk perlawanannya.

Kartini kemudian jatuh sakit.

Di tengah kondisinya yang sedang sakit, Kartini melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamainya Soesalit Djojoadhiningrat.

Sayangnya hanya berselang beberapa hari, Kartini meninggal dunia pada 17 September 1904.

Perjuangannya kemudian dilanjutkan oleh generasi sesudahnya.

Pada 1912, berdirilah sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang, kemudian meluas ke Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerah lainnya.

Sekolah tersebut kemudian dinamai “Sekolah Kartini”, untuk menghormati jasa-jasanya.

Yayasan Kartini sendiri dimiliki oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis era kolonial Belanda.

Pada 1911, buku berjudul “Door Duisternis tot Licht” atau Dari Kegelapan Menuju Cahaya, yang merupakan kumpulan dari surat-surat R. A. Kartini.

Buku itu terbit berkat J. H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda saat itu yang telah mengumpulkan surat-surat Kartini.

Tulisan Kartini kemudian menginspirasi banyak tokoh Indonesia saat itu, salah satunya W. R. Soepratman yang kemudian menciptakan lagu “Ibu Kita Kartini”.

Pada 2016, kisah Kartini juga difilmkan dalam film yang berjudul “Surat Cinta Kartini”. Pada 2017, kishnya difilmkan kembali dengan judul “Kartini”.

Film tersebut disutradarai oleh Hanung Bramantyo, sedangkan tokoh Kartini diperankan oleh Dian sastrowardoyo.

Namanya kemudian diabadikan sebagai Pahlawan Nasional setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 108 tahun 1964 tanggal 12 Mei 1964.

Tidak hanya itu, tanggal lahirnya, 21 April juga menjadi hari besar yang selalu diperingati setiap tahun.

Buku-buku R.A Kartini

- Habis Gelap Terbitlah Terang

- Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya

- Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904

- Panggil Aku Kartini Saja (Karya Pramoedya Ananta Toer)

- Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya

- Aku Mau … Feminisme dan Nasionalisme.

- Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903. (TRIBUNBATAM.id/WIDI WAHYUNIGTYAS)

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved