VIRUS CORONA DI JEPANG

Lebih Memilih Keselamatan dan Pendapatan, Industri S3ks di Jepang Tetap Buka di Tengah Pandemi

Jumlah kasus virus corona atau Covid-19 yang terjadi di Jepang terus meningkat setiap hari.

Kazuhiro NOGI / AFP
ILUSTRASI suasana di Jepang saat pandemi Covid-19 --- Orang-orang berjalan di jalan sepi di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona COVID-19 di distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, tempat karaoke, dan tempat pinball pachinko untuk menunda operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus. 

“Jepang tampaknya menjadi salah satu negara yang melakukan paling sedikit (tindakan tegas). Dan saya kira itu membuat saya merasa tidak begitu ketakutan. Saya hanya merasa khawatir untuk lansia karena Jepang memiliki begitu banyak dari mereka (lansia). ”

Dengan Olimpiade Tokto yang secara resmi ditunda, dan jumlah kasus Covid-19 yang terus berkembang, banyak  pejabat termasuk gubernur Tokyo, Yuriko Koike menyerukan kepada pemerintah Abe untuk menegakkan pembatasan yang lebih ketat terhadap kota-kota besar yang berpenduduk padat.

Sementara itu, banyak distrik kehidupan malam negara dan izakayanya yang masih tetap buka.

Hal tersebut lantaran pemilik usaha kecil yang menjadi tulang punggung sektor kehidupan malam Jepang takut dampak ekonomi dari adanya lockdown virus corona yang mungkin lebih besar daripada risiko kesehatan bagi mereka.

"Beberapa orang kehilangan pekerjaan, bisnisnya bangkrut," kata pemilik bar tempat Jane bekerja, yang menolak menyebutkan nama.

"Kita akan mati karena coronavirus atau kita akan mati secara ekonomi,” lanjutnya.

Sejarah Hari Kartini 21 April, Serta Asal Mula Terbitnya Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Jalan Tol Bakal Ditutup Jika Larangan Mudik Sudah Resmi Ditetapkan Pemerintah

Para pekerja seks di Jepang ikut terkena dampak keras dari penutupan dan pembatasan yang diberlakukan selama pandemi.

Meski pemerintah Jepang sendiri sudah menawarkan bantuan finansial terhadap pekerja di tengah wabah, namun mereka menyebut bantuan tersebut tidak cukup untuk mereka bertahan hidup di tengah pandemi covid-19.

Pada akhirnya, mereka memilih untuk tetap bekerja.

Dilansir oleh CNN, prostitusi atau melakukan hubungan seksual untuk uang merupakan pelanggaran hukum di Jepang, namun jenis pekerjaan seks lainnya dianggap legal.

Sementara itu, area industri seks yang dianggap legal atau yang disebut 'delivery health', istilah halus untuk layanan escort tanpa persetubuhan.

Istilah lainnya untuk industri itu adalah 'fashion health' yang merujuk pada layanan semacam seks oral di tempat-tempat pijat.

Yu (27) asal Tokyo, memiliki seorang teman yang bekerja di sebuah pinaro di kota.

Sebagian besar pinaro terdiri dari ruang terbuka tunggal dengan bilik berpisah, tempat klien dilayani oleh daftar host yang berputar.

Yu mengatakan bahwa klien diberikan tidak lebih dari handuk basah yang digunakan untuk membersihkan alat kelamin mereka sebelum ‘layanan’ dimulai.

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved