VIRUS CORONA DI KOREA SELATAN
Kasus Baru Covid-19 Menurun, Korea Selatan Mulai Longgarkan Aturan Sosial, Izinkan Acara Keagamaan
Pertambahan kasus baru di Korea Selatan, Sabtu (25/4/2020) hanya 10 kasus, dan tidak ada tambahan angka kematian dalam 3 hari terakhir
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, SEOUL - Usaha Korea Selatan melawan pandemi covid-19 mulai membuah hasil.
Jumlah kasus baru covid-19 mulai berkurang.
Dikutip dari Korea Herald, pertambahan kasus baru di Korea Selatan, Sabtu (25/4/2020) hanya 10 kasus, dan tidak ada tambahan angka kematian dalam 3 hari terakhir.
• Heboh Kabar Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Meninggal, China Kirim Tim Medis ke Korea Utara
• Saat yang Lain Potong Gaji, Supermarket di Jepang Siapkan Bonus Besar untuk Karyawannya
• 3 Skenario MotoGP 2020, Skenario Terbaik Dimulai Akhir Juli, Skenario Terburuk Tak Ada Balapan
Tambahan 10 kasus baru, membawa negara itu ke angka 10.718 orang terinfeksi virus corona.
Dari 10 kasus baru yang ditemukan itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC),empat oramg di antaranya baru datang dari negara asing, termasuk dua orang asing.
Di antara 10 kasus, tiga dilaporkan di Daegu, yang dulu menjadi pusat penyebaran cepat virus beberapa minggu sebelumnya.
Dua lainnya dikonfirmasi di Provinsi Gyeonggi dan satu di Seoul.
Korban tewas tetap di angka 240 pada hari ketiga berturut-turut, tanpa ada laporan kematian baru selama dua hari terakhir.
Pada hari Jumat, tidak ada kematian terkait virus corona yang dilaporkan di sini untuk pertama kalinya dalam 39 hari.
Jumlah mereka yang sembuh total naik 134 menjadi 8.635.
Sebanyak 595.161 orang telah melakukan tes coronavirus sejauh ini, dan 9.259 menunggu hasilnya.
"Tingkat pemulihan (untuk pasien) telah melebihi 80 persen dan jumlah pasien dalam isolasi telah turun di bawah 2.000, yang berarti bahwa situasi sedang dikelola pada tingkat yang dapat ditangani oleh sistem karantina kita," kata Yoon Tae-ho, seorang petugas kesehatan pejabat kementerian, dalam konferensi pers di Seoul.
Dia mengatakan, meski kasus baru menurun, masih terlalu dini untuk dinyatakan sudah nyaman.
“Karena satu super-spreader dapat menyebabkan ukuran pasien yang cukup besar kapan saja, kami sepenuhnya siap untuk respons yang tangguh,” katanya.
• Jadi Mualaf, Mantan Pemain Persija Jakarta, Silvio Escobar Cerita Soal Sunat: Saya Kira Dipotong
• UPDATE Data Corona 40 Negara di Dunia Minggu (26/4) Pagi, Total 2,920,738, Sembuh 836,679
• Data Corona 34 Provinsi di Indonesia Minggu (26/4) Pagi, Total Nasional 8.607, Sembuh 1.042
Secara khusus, kelompok-kelompok agama sudah diperbolehkan melakukan kegiatan akhir pekan ini, karena pemerintah telah melonggarkan beberapa aturan jaga jarak sosial.
"Akhir pekan ini, banyak fasilitas keagamaan mulai merencanakan layanan dalam ruangan yang sejauh ini mereka hindari," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun di acara pertemuan antar lembaga terkait coronavirus.
Dia memperingatkan siapa pun dapat menjadi penyebar, karena itu ia meminta peserta acara keagamaan untuk mematuhi pedoman karantina secara menyeluruh, termasuk mengenakan masker dan menghindari pertemuan kelompok atau makan terpisah.
Korea Selatan akan menghadapi serangkaian hari libur nasional seperti Ulang Tahun Buddha pada 30 April, Hari Buruh 1 Mei, dan Hari Anak-Anak pada 5 Mei.
Banyak orang diperkirakan akan melakukan perjalanan atau terlibat dalam berbagai pertemuan dan acara pribadi saat libur nasional tersebut.
Situasi dikhawatirkan membuat mereka terekspos risiko kontak yang lebih tinggi dengan mereka yang terkena virus.
Berbicara pada briefing terpisah di markas KCDC di Osong, Provinsi Chungcheong Utara, pejabat kesehatan senior lainnya, Kwon Joon-wook, mengatakan menurunkan penjaga karantina adalah faktor risiko terbesar dalam respons COVID-19.
"Mengembangkan perawatan dan vaksin itu sulit," tambahnya. "Belum ada pengobatan COVID-19 dengan efek penyembuhan yang terbukti," katanya
Jika Korea Selatan melewati minggu depan tanpa ada kasus terkait pemilu, itu akan menjadi preseden bagus untuk karantina di dalam dan luar negeri, mengingat periode inkubasi diketahui hingga dua minggu, menurut Kwon. (sumber: Yonhap)