VIRUS CORONA DI AMERIKA SERIKAT

Pimpin Gerakan Anti-Lockdown, Wanita Ini Malah Terinfeksi Virus Corona, Kapok?

Audrey S Whitlock mengatakan dia 'dipaksa' memasuki karantina yang mana hal itu sebenarnya melanggar hak Amandemen Pertama

Editor: Mairi Nandarson
courtesy CNN
END LOCK DOWN - Warga South Carolina, Amerika Serikat, Kamis (17/4/2020), turun ke jalan memprotes kebijakan lock down yang diberlakukan di negara bagian itu. 

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON DC - Beberapa hari lalu muncul gerakan anti-lockdown yang diterapkan pemerintah untuk memutus penyebaran virus corona (covid-19) di Amerika Serikat.

Gerakan ini muncul dari kalangan pemilik bisnis dan karyawan perusahaan yang kehilangan pendapatan saat lockdown berlangsung.

Kelompok menyatakan akan terus bergerak sampai orang bebas lagi untuk bergerak.

Khabib Nurmagomedov Minta Warga Patuhi Imbauan Pemerintah Rusia; Percayalah, Virus Ini Mematikan

Pembelot Sebut Kim Jong Un Tak Bisa Berdiri, Pemantau: Kalau Cuma Hindari Covid-9 Masih Bisa Foto

Sudah 4 Kali Test Covid-19, Paulo Dybala Masih Positif Corona, Tak Bisa Ikut Latihan Perdana Juve?

Namun, upayanya terganggu, ancaman yang dikhawatirkan pemerintah terjadi pada mereka.

Pemimpin gerakan anti-lockdown di Carolina Utara, Amerika Serikat (AS) Audrey S Whitlock terpaksa harus menjalani karantina mandiri setelah positif terjangkit virus corona.

Kapok? 

Ternyata tidak, Audrey S Whitlock hanya tidak bisa mengikuti dua kali unjuk rasa yang dijadwalkan karena positif terjangkit virus corona.

Dilansir dari New York Post, Whitlock yang mengelola Halaman Facebook ReOpen NC memasuki masa karantina selama dua pekan yang berakhir pada Minggu (26/4/2020) setelah positif terjangkit virus corona.

Audrey Whitlock, pemimpin gerakan anti-lockdown di Carolina Utara, Amerika Serikat positif mengidap Covid-19 yang disebabkan virus corona.
Audrey Whitlock, pemimpin gerakan anti-lockdown di Carolina Utara, Amerika Serikat positif mengidap Covid-19 yang disebabkan virus corona. (Facebook Audrey S Whitlock)

Di halaman Facebook itu terdapat keterangan bahwa kebanyakan anggota gerakan anti-lockdown merupakan pemilik bisnis dan karyawan yang kehilangan pendapatan mereka sehingga tidak bisa memberikan hak-hak keluarga mereka.

"Kami bersama-sama menuntut aksi dari para pejabat," ungkap keterangan di grup tersebut.

Di dalam sebuah unggahan di Facebook, Whitlock menulis, "Saya akan mengambil sikap setiap hari sampai kita menjadi orang bebas lagi, untuk memperingatkan karena seseorang harus melakukan hal yang benar dalam menghadapi kesalahan."

Dia juga menulis tentang bagaimana pembatasan yang diberlakukan di tengah pandemi Covid-19 telah melanggar hak Amandemen Pertama serta hak Amandemen ke 5 dan 14.

UPDATE Data Corona 10 Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Dunia, Rabu (29/4), AS Masih Nomor 1

Dia mengatakan dia 'dipaksa' memasuki karantina yang mana hal itu sebenarnya melanggar hak Amandemen Pertama.

Sementara itu, Whitlock yang terjangkit virus corona mengabarkan, "Saya masih berada di ruang isolasi/karantina mandiri di rumah saya sesuai arahan departemen kesehatan distrik. Saya belum menghadiri acara untuk ReOpen NC."

Ketika Whitlock berada dalam isolasi mandiri, kelompok unjuk rasa tetap mengadakan dua demonstrasi di Raleigh, ibu kota Carolina Utara meminta gubernur negara bagian itu untuk mempercepat aturan tinggal di rumah yang berlaku hingga 8 Mei mendatang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved