VIRUS CORONA DI INGGRIS
Sempat Dikritik Soal APD Tenaga Medis, Inggris Catat Kematian Covid-19 Tertinggi Kedua di Eropa
Inggris mencatat jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi kedua di Eropa. Berselisih sekitar 1.000 korban jiwa dengan Italia yang capai angka 27 ribu
TRIBUNBATAM.id, LONDON - Wabah virus Corona atau Covid-19 yang melanda Inggris, turut menelan korban jiwa.
Bahkan Inggris mencatat jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi kedua di Eropa.
Berselisih sekitar 1.000 korban jiwa dengan Italia yang sudah capai angka 27 ribu kematian akibat Covid-19.
Lalu bagaimana tindakan Pemerintah Inggris dalam menangani Covid-19?
Aljazeera mengabarkan, sekitar 26.097 orang di Inggris telah meninggal per 28 April pukul 16.00 setempat akibat Covid-19.
Public Health England (PHE) mengatakan pada hari Rabu, 29 April untuk pertama kalinya Inggris menorehkan jumlah angka harian tinggi mencakup kematian di luar penanganan rumah sakit.
• Liga Inggris Kembali Digelar 9 Juni, Sergio Aguero : Para Pemain Takut Kembali ke Lapangan Saat Ini
Angka itu termasuk 3.811 kematian tambahan.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab, yang dalam beberapa pekan terakhir meggantikan Perdana Menteri Boris Johnson, mengatakan ada 756 lebih banyak kematian di semua penanganan yang dilaporkan pada Selasa dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Hal itu menyebabkan Inggris memiliki lebih banyak kematian Covid-19 dibanding jumlah kematian Perancis atau Spanyol.
"Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa di balik setiap statistik ada banyak nyawa manusia yang secara tragis telah hilang sebelum waktunya," kata Raab kepada wartawan.
"Kami masih memerangi puncak pandemi, ini adalah saat yang sulit dan berbahaya dalam krisis."
Diberitakan, Pemerintah Inggris telah dikritik keras atas penanganannya terhadap krisis pamdemi, tidak terkecuali atas penyediaan peralatan perlindungan pribadi untuk tenaga medis.
"Kami juga memberikan penghormatan, tentu saja, kepada mereka yang merawat orang sakit, dan kemarin pukul 11:00 pagi seluruh negeri mengamati keheningan satu menit, momen untuk merefleksikan pengorbanan semua pekerja garis depan kami yang telah meninggal sambil membaktikan diri untuk merawat orang lain dan melayani orang lain, "kata Raab.
Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh oposisi Keir Starmer mengkritik respons Johnson terhadap krisis kesehatan publik terburuk di dunia sejak wabah influenza 1918.
Ia juga menyinggung pidato PM Inggris saat berbicara tentang keberhasilan Inggris dalam menangani virus Corona Senin lalu setelah sembuh dari Covid-19.