TRIBUN WIKI
Tradisi Lampu Colok Asli Melayu, Jadi Festival Tahunan, Puncaknya di 27 Ramadhan
Lampu Colok merupakan tradisi asli masyarakat Melayu yang digelar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan puncaknya pada 27 Ramadan.
Setelah terpasang, bangunan lampu colok akan berdiri, tidak hanya terang namun juga cantik.
Ajang ini melibatkan partisipasi masyarakat untuk bisa menghasilkan karya terbaik.
Melansir situs resmi Kebudayaan Kemdikbud, beberapa aspek penilaian dalam lomba ini adalah nuansa Islami pada gerbang lampu, estetika atau kemeriahan lampu, serta partisipasi masyarakat.
Gelaran ini selalu disambut meriah dan umumnya diikuti oleh berbagai desa di Kabupaten Bintan maupun di Kabupaten Karimun.
Peserta yang menjadi pemenang akan mendapatkan hadiah berupa sejumlah uang.
Tahun lalu, Festival Lampu Colok di Karimun yang diadakan oleh Disbudpar memberikan total hadiah hingga Rp 37 juta untuk 10 pemenang.
Di tengah pandemi Covid-19, tahun ini Festival Lampu Colok ditiadakan.
(TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuning Tyas)