VIRUS CORONA DI BATAM
Kasus Corona Terbanyak se-Kepri, Batam Tetap Tak Akan Ajukan PSBB, Terkait Pendapatan Daerah
Jumlah kasus positif Covid-19 di Batam cukup tinggi, menjadi yang tertinggi di Kepri dengan 36 pasien. Namun Batam tetap tidak akan mengajukan PSBB.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Wali Kota Batam, Muhammad Rudi hingga saat ini masih tetap tidak ingin mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti daerah lain.
Padahal, jumlah kasus postif Covid-19 di Batam cukup tinggi, menjadi yang tertinggi di Kepri dengan 36 pasien.
Hal ini dikarenakan untuk tetap menjaga keberlangsungan industri di Kota Batam.
Menurutnya sektor industri dan pariwisata menjadi pendapatan utama Kota Batam.
"Batam ini daerah Industri, pariwisata, pendapatan Batam dari pajak dan retribusi hilang, PSBB tidak kita lakukan karena beresiko, industri tutup tidak bisa apa-apa kita," ujarnya, Kamis (7/5/2020).
Diakuinya jika tetap dipaksakan, dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan stabilitas di masyarakat yang memang banyak bergantung pada sektor industri ini.
• Ombudsman Kepri Siap Terima Pengaduan Warga Batam Soal Kartu Prakerja hingga Tarif Listrik
• JIKA Aturan Lockdown Dilonggarkan, Batam Ngaku Siap Tampung Orang Singapura yang Ingin Berwisata
Meskipun secara kebijakan tidak mengajukan PSBB, Rudi mengaku tetap menjalankan arahan dari pusat.
Karena hal tersebut juga masuk dalam pembatasan yang ada di PSBB.
Seperti mewajibkan warga Batam untuk memakai masker ketika keluar rumah, menjaga social dan physical distancing, melakukan patroli untuk mengimbau masyarakat agar tidak berkerumun, dan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat.
Pembatasan keluar masuk orang ke Batam, juga telah berjalan seiring dengan kebijakan pemerintah pusat memberhentikan operasional bandara hingga akhir Mei 2020 mendatang.
Demikian juga dengan penugasan kapal TNI untuk memulangkan para TKI asal Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Batam dan daerah lain di Kepri.
"Kita sudah membatasi langsung keluar masuk orang. Tidak PSBB pun kita sudah membuat batasan. Masker juga kita wajibkan," kata Rudi.
Di tempat yang berbeda, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid menjelaskan, saat ini penurunan aktivitas bisnis di Batam sebenarnya cukup signifikan.
Jika dibandingkan dengan aktivitas triwulan ke IV tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Batam minus sekitar 4% di triwulan I tahun ini.
Walaupun secara yoy masih tumbuh sekitar 2 persen. Hal ini akibat menurunnya aktivitas bisnis yang bergerak di bidang Pariwisata, Hotel dan restoran yang terkoreksi cukup besar.