BATAM TERKINI

Soal Biaya Rapid Test Rp 400 Ribu di Bandara Hang Nadim Batam, Kadinkes Ungkap Standar Harga Klinik

Pemeriksaan RDT tes atau rapid tes di Bandara Hang Nadim Batam yang ditarik bayaran Rp 400.000 memunculkan reaksi sejumlah pihak.

ISTIMEWA
Kadis Kesehatan Batam Didi Kusmajardi angkat bicara soal rapid test di Bandara Hang Nadim yang berbayar Rp 400.000 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi angkat bicara soal kehebohan pemeriksaan RDT tes atau rapid tes di Bandara Hang Nadim Batam yang ditarik bayaran Rp 400.000.

Bahkan kebijakan itu sampai membuat tim saber pungli Kepri turun langsung ke Bandara Hang Nadim Batam untuk mengumpulkan data.  

Berdasarkan surat edaran pelaksanaan angkutan udara dalam rangka pencegahan penyebaran virus Corona yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam ada beberapa hal yang diatur sebelum keberangkatan.

Di antaranya, pertama semua penumpang yang akan terbang di wajibkan menjalani tes untuk covid-19 PCR atau RDT.

Dasarnya adalah surat edaran dr Dirjen P2P.

BREAKING NEWS - Rumah Kos di Kampung Melayu Batam Terbakar, Sempat Terdengar 2 Kali Ledakan

Kedua pihak KKP tidak dapat melaksanakan pemeriksaan Rapid Test

Ini pernyataan kepala KKP kelas 1 Batam.

"Untuk saat ini pelayanan pemeriksaan rapid test bagi masyarakat umum belum memungkinkan dilakukan di KKP Kelas I Batam," ujarnya, Rabu (13/5/2020).

Masyarakat yang karena tugas mendesak harus melakukan perjalanan menggunakan pesawat dapat mencari pelayanan pemeriksaan rapid test diutamakan ke Rumah Sakit (RS) Pemerintah.

Apabila tidak memungkinkan, dapat mencari pelayanan pemeriksaan rapid test ke RS/Klinik lainnya.

"Bukti hasil pemeriksaan rapid test wajib diberikan ke petugas KKP Kelas I Batam saat pemeriksaan klirens," kata Didi.

Rapid Test (RDT) yang di lakukan di RS pemerintah ataupun swasta secara mandiri diberlakukan tarif RS/klinik.

Ada beberapa contoh tarif yang didapatkan di antaranya RSUD Embung Fatimah Rp 400 ribu, RSBP Rp 450 ribu, Klinik KF Rp 650 ribu, Medilab Rp 400 ribu dan Klinik dr Amat Rp 400 ribu.

Sementara itu, lanjut Didi, Pihak BUBU Bandara Hang Nadim dalam rangka membantu dan memudahkan calon penumpang yang belum sempat melakukan RDT, sudah melakukan kerjasama dengan salah satu klinik untuk membantu menyediakan pelayanan RDT tes di Bandara.

"Bisa dibayangkan susahnya calon penumpang kalau layanan ini tidak tersedia di lokasi bandara," katanya.

Tim Saber Pungli Datangi Bandara

Tim Intelijen Saber Pungli Provinsi Kepri mendatangi Bandara Hang Nadim Batam dan posko Medilab yang berada di Bandara, Selasa (12/5/2020) sore.  

Kedatangan sejumlah pria bertubuh tegap itu terkait adanya biaya rapid test yang dipungut sebasar Rp 400 ribu bagi calon penumpang yang akan terbang ke luar Batam.
Menurut pantauan TRIBUNBATAM.id, tim itu tampak berbicara dengan pegawai Klinik Medilab.
Hanya saja, tim itu enggan diwawancarai wartawan.
"Iya, ini hanya pulbaket (pengumpulan bahan keterangan,red) dulu. Tentu kami juga prihatin dengan kondisi ini. Baketnya mungkin kami pelajari dasar hukum pemungutan itu," ujar seorang petugas yang meminta namanya tidak ditulis wartawan.
Sementara itu, pihak Medilab sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait kedatangan tim saber pungli tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Bandara Hang Nadim menggandeng pihak ketiga dan menyediakan layanan rapid test bagi calon penumpang yang belum melakukan tes saat akan berangkat menggunakan pesawat.

Hanya saja, calon penumpang di Bandara Hang Nadim Batam mengeluhkan tingginya biaya rapid test Covid-19 yang dibandrol sebesar Rp 400 ribu.

"Besar betul bang. Saya kira ini agak keterlaluan ya. Karena selain ongkos tiket pesawat mahal, biaya rapid test saja sampai Rp 400 ribu. Dalam keadaan Covid-19 semua dijadikan bisnis. Tapi ya sudah, kami iklhaskan semoga keluarga yang menerima semua uang penumpang biaya Rapid Test sehat meski kami berlinang air mata," ujar seorang penumpang kepada Tribun yang sudah sampai di Jakarta, Selasa (12/5/2020).

 KECELAKAAN DI BATAM - Mobil Box Terbalik Akibat Diseruduk Nissan X-Trail, Muatan Mobil Dipindahkan

Ia mengaku terpaksa pergi ke Jakarta karena ada urusan mendesak yakni ada keluarga yang kecelakaan.

"Tapi malah begini jadinya. Ini pemerintah sepertinya tidak tegas soal lockdown. Kalau tadinya dilarang sekalian kami ikhlas akan keadaan. Diberikan kelonggaran tapi kami diperangkap dan secara halus memoroti uang kami," ujarnya.

Sementara itu, Direktur BUBU Bandara Hang Nadim Batam Suwarso membenarkan tarif Rapid Test Rp 400 ribu per orang. 

Dia mengatakan, fasilitas itu untuk menjamin kesehatan calon penumpang.

"Di Hang Nadim juga ada fasilitas pemeriksaan rapid tes oleh pihak ketiga, biaya Rp400 ribu. Nantinya RSBP juga akan bergabung untuk menyediakan fasilitas tersebut,'' ujar Suwarso

Suwarso mengatakan, sebenarnya tidak diharuskan semua penumpang harus ikut Rapid Test di Hang Nadim.

Tapi, bagi yang sudah memperoleh dari luar dan dari dokter resmi atau Rumah Sakit Resmi tidak perlu lagi.

Rapid Test, hanya diperuntukan bagi mereka yang terbang tanpa tes kesehatan terlebih dahulu.

"Sebenarnya aturannya calon penumpang harus melengkapi surat keterangan bebas covid-19. Calon penumpang bisa saja memeriksakan di luar bandara," tambahnya.

Reaksi Anggota DPRD Batam

Sekretaris Komisi III DPRD Kota Batam Arlon Veristo, mempertanyakan biaya Rapid Test Covid-19 Rp 400 ribu di Bandara Hang Nadim Batam.

Politisi NasDem mengatakan, pemerintah sudah komitmen segala pembiayaan soal Covid-19 termasuk Rapid Test tidak dipungut biaya.

"Tapi kok masih ada begitu. Itu kami pertanyakan juga itu. Kok bisa dilakukan pemungutan per penumpang. Siapa yang suruh, apa dasar hukumnya? Ingat loh, bandara itu fasilitas umum milik negara. Segala bentuk pemungutan harus berdasar hukum. Jangan sampai kemudian menjadi persoalan hukum," ujar Arlon saat diminta tanggapan Selasa (12/5) siang.

Rapid Tes Covid-19 merupakan salah satu syarat bagi penumpang yang akan terbang.

Meski sebenarnya pelaksanaan Rapid Test tidak harus di Bandara Hang Nadim Batam.

Ia mengatakan, tidak mempermasalahkan bandara buka kembali.

Bisa saja karena faktor tertentu dibuka.

Dan tentu, Arlon percaya pemerintah melalui Kementerian Perhubungan RI, sudah mengkaji untung-rugi jika dibuka penerbangan khusus sebelum habis 1 Juni 2020. Waktu penutupan penerbangan yang ditentukan sebelumnya oleh Hang Nadim.

"Kan kasihan masyarakat. Oke lah, katanya untuk kebaikan bersama untuk tes. Tapi bagi saya tak logis sampai Rp 400 ribu per penumpang. Jika katanya agar penumpang berfikir dua kali terbang tak masuk akal juga. Kan sudah difikirkan oleh pemerintah untung-rugi jika buka sebelum pandemi ini berhenti. Kami mohon, jangan lah saling memberatkan. Kalau saja Rp 400 ribu kali 200 orang sudah berapa? Bisnis banget tuh," tandas Arlon.

Kendati, tak tertutup kemungkinan Arlon mengusulkan hearing membahas dan mempertanyakan uang tersebut dipungut.

Rute penerbangan

Sejak kembali beroperasi, maskapai Lion Air Group Batam tak terlalu berani membuka banyak rute penerbangan.

Menurut Distrik Manager Lion Air Group Batam, M. Zaini Bire, pihaknya baru membuka rute penerbangan dari Batam menuju Jakarta.

“Masih Batam-Jakarta-Batam. Rute lain belum ada,” ungkapnya kepada Tribun Batam, Selasa (12/5/2020).

Sejauh ini tak ada tarif khusus dari manajemen Lion Air Group untuk setiap penumpang walau aktivitas penerbangan belum sepenuhnya normal.

“Tetap normal (tarif),” tambahnya.

Sedangkan untuk pemesanan, Bire mengatakan, calon penumpang hanya dapat membeli tiket di kantor resmi Lion Air Group Batam. “Di GGI Hotel atau langsung ke bandara,” tutupnya.

Sebelumnya, Bire menyebut, maskapai Lion Air Group akan melayani penerbangan ke seluruh rute domestik. Walau penerbangan belum dibuka untuk komersial, namun Bire memastikan, jika protokol kesehatan terhadap calon penumpang akan diperketat.

Bandara Hang Nadim Batam Sepi

Aktivitas penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam belum sepenuhnya kembali normal.

Terbukti, beberapa kali pantauan Tribun Batam, kondisi bandara tampak lengang.

Hanya terlihat beberapa petugas mondar-mandir melakukan penjagaan.

Sesekali, tampak calon penumpang mendatangi loket resmi beberapa maskapai penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam.

Bahka, menurut informasi salah seorang petugas di sana, salah satu maskapai bahkan harus membatalkan penerbangannya.

“Karena tak ada penumpang. Kemarin pernah itu satu maskapai hanya bawa 20 orang dan bahkan 4,” kata petugas itu kepada TRIBUNBATAM.id.

Direktur BUBU Hang Nadim Batam, Suwarso mengatakan, dibukanya aktivitas penerbangan di bandara bukan bertujuan untuk memperbolehkan warga hilir-mudik ke kampung halaman atau daerah lain.

“Khusus untuk repatriasi pekerja migran Indonesia dan petugas negara,” tegasnya kepada Tribun Batam, Minggu (10/5/2020).

Tak ada penerbangan komersial dan persyaratan terbang untuk para penumpang kategori khusus ini pun kata Suwarso betul-betul diperketat.

“Ada surat keterangan bebas Covid-19,” tambahnya. (Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi/Leo Halawa)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved