TRIBUN WIKI
SEJARAH Hari Kebangkitan Nasional, Diperingati Setiap 20 Mei dan Identik dengan 4 Tokoh Penting Ini
Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional atau disingkat Harkitnas.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.
Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda.
Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Peringatan
Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas.
Yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.
Organisasi Boedi Oetomo
Sabtu tanggal 20 Mei 1908 kira-kira pukul 09.00 pagi, Soetomo dan kawan-kawannya, yaitu M. Soeradji, M. Muhammad Saleh, M. Soewarno, M. Goenawan, RM Goembrek, dan R. Angka memutuskan untuk berkumpul dalam ruang kuliah anatomi.
Setelah segala sesuatunya dibicarakan masak-masak, mereka sepakat memilih “Budi Utomo” menjadi nama perkumpulan yang baru saja mereka resmikan berdirinya.
“Budi” artinya perangai atau tabiat sedangkan “Utomo” berarti baik atau luhur.
Budi Utomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Hari Kebangkitan Nasional Indonesia'.