PEMULANGAN TKI DARI MALAYSIA
Hamil dan Sakit, 6 Pekerja Migran/TKI Dibawa ke Rusun Tanjung Uncang Batam Pakai Ambulans
Tiga perempuan pekerja migran itu dalam kondisi hamil, serta tiga orang lainnya riwayat penyakit serius.
Itu artinya, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sebelumnya sempat tertahan di dua negara ini, bisa segera kembali ke Indonesia.
Pemulangan para TKI pun akan dilakukan melalui jalur pelabuhan.
Artinya, Kota Batam dijadikan alternatif untuk proses ini.
Dikarenakan jarak Batam dan dua negara ini sangat berdekatan.
Menanggapi kabar ini, wacana hotel di Batam dijadikan tempat karantina para TKI pun mulai digaungkan.
• Meski Belum Menakutkan, Kadinkes Minta Warga Batam Waspada Ancaman Covid-19 Gelombang II
Mengingat jumlah TKI cukup banyak, hotel dianggap cukup representatif sebagai tempat penampungan dalam jumlah besar.
Hitungan bisnis, penampungan ini diharapkan mampu meningkatkan hunian setiap hotel akibat penurunan drastis sejak pandemi Covid-19 melanda.
Menanggapi ini, TRIBUNBATAM.id mencoba bertanya kepada beberapa manajemen hotel di Batam terkait wacana ini.
"Kalau kami tak berani mas. Soalnya kami ada (customer) yang long stay sebanyak 54 kamar. Kalau menampung TKI, takut nanti imbasnya ke tamu kami itu. Soalnya mereka sudah stay lama dan kami harus benar-benar jaga (kenyamanan) mereka," ujar Executive Head Sales and Marketing I Hotel Batam, Dita kepada TRIBUNBATAM.id, Senin (18/5/2020).
Walau demikian, Dita memang mengakui hotel tempatnya bekerja memang mengalami penurunan drastis dari jumlah kunjungan sejak bulan Maret 2020 lalu.
Lanjutnya, jika dipresentasikan, penurunan sendiri mencapai 75 persen.
"Kalau tamu walk in masih bisa check in di kami. Tapi harus menyertakan hasil rapid test yang berstatus negatif agar bisa check in," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Director Sales and Marketing Aston Hotel Batam, Fitri Kusumawardhani.
Walau betul-betul mengalami dampak signifikan dari pandemi Covid-19, Fitri juga tak berani ambil risiko jika penampungan TKI dilakukan di hotel-hotel yang ada.
"Yang mau bayar siapa nantinya kamar-kamar itu? Hotel mana yang mau tampung?," ujarnya.
Namun katanya lagi, saat ini, ia pun hanya menunggu keputusan Pemerintah Kota Batam saja.
Jika benar wacana itu dilakukan, maka pemerintah dianggap memiliki skenario tepat untuk menanggulangi kekhawatiran seluruh pihak hotel di Kota Batam.
Sementara itu, TRIBUNBATAM.id mencatat, hampir beberapa hotel di Batam mengalami penurunan tingkat hunian sejak pandemi Covid-19 melanda.
Diperkirakan, penurunan mulai terjadi sejak akhir bulan Februari hingga bulan Mei 2020 saat ini.
Angka penurunannya pun rata-rata mencapai 70 sampai 75 persen.
Bukan tanpa alasan, mengingat Batam sangat bergantung pada wisatawan mancanegara (wisman) asal Singapura.
Tribun Batam mencatat, wisman asal Singapura mendominasi kunjungan di Kepri.
Di bulan Maret 2020 saja, totalnya mencapai 46,2 persen dari total jumlah wisman di bulan Januari hingga Maret 2020.
Dengan Singapura memilih lockdown akibat penyebaran Covid-19 semakin meningkat, sektor perhotelanpun ikut terkena dampaknya.
Siap Tampung
Mulai dilonggarkannya lockdown di Singapura dan Malaysia membuat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dahulunya sempat tertahan di negeri jiran dan ingin balik ke Indonesia, sekarang sudah bisa balik lewat jalur pelabuhan. Salah satunya lewat Kota Batam.
"Pemerintah harusnya mulai memikirkan bagaimana caranya melakukan karantina kepada para TKI ini yang akan pulang lewat Batam.
Jumlahnya kemungkinan akan banyak yang balik apalagi bertepatan dengan hari Lebaran," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid, Senin (18/5/2020).
Diakuinya untuk membantu Pemko Batam menyediakan tempat karantina bagi para TKI yang masuk ke Batam ataupun para Tenaga Kerja Asing (TKA) yang baru datang dari luar negeri, para pengusaha hotel di Batam siap menyiapkan hotelnya sebagai tempat karantina dengan harga murah.
Jadi, dengan begitu pihak pemerintah dan pihak hotel yang saat ini tingkat huniannya sedang menurun drastis, akan sama-sama terbantu.
"Biaya menginap selama 14 hari karantina tersebut bisa dibebankan kepada para TKI ataupun TKA yang akan masuk ke Batam," katanya.
Untuk teknis kerja samanya nanti, Apindo siap menjadi jembatan antara Pemko Batam dengan para pengusaha hotel di Batam. Pada prinsipnya para pengusaha hotel siap.
Rafki menambahkan, dalam kondisi pandemi seperti ini pengusaha dan pemerintah harus bahu membahu saling bantu agar bisa bertahan melewati cobaan ini. Apindo akan membantu pemerintah dalam hal tenaga, pikiran ataupun bantuan materi untuk bersama-sama membantu masyarakat menghadapi wabah virus ini.
"Kita juga berharap agar situasi ekonomi bisa pulih kembali sesegera mungkin," kata Rafki.
(Tribunbatam.id /Hening Sekar Utami/Zabur Anjasfianto/Ichwan Nur Fadillah/Roma Uly Sianturi)