VIRUS CORONA DI INGGRIS
Revisi Data Covid-19, Jumlah Kematian di Inggris Naik Hampir 10.000 Kasus
Pada Selasa (26/5/2020) kemarin, Inggris Raya melakukan perubahan data Covid-19. Dengan turut mencantumkan kasus kematian "yang terkait" virus Corona.
Taman nasional South Downs, di pantai selatan Inggris, mengatakan orang bisa menikmati bukit-bukit dan tebing kapurnya tetapi mereka harus “mengamati ketiga R dengan melakukan pengendalian, tanggung jawab, dan rasa hormat”.
Ini mendesak orang untuk menghindari hotspot populer dan tinggal dua meter dari siapa pun yang tidak berada di rumah yang sama.
Tak Ikuti Aturan Lockdown, Polisi di Inggris dan Wales Terbitkan 14.000 Denda Untuk Pelanggar
Inggris merupakan salah satu negara di dunia yang memberlakukan kebijakan lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Sama seperti negara lainnya, ada beberapa warga yang tak patuh atas aturan lockdown di Inggris.
Bahkan polisi di Inggris dan Wales telah menerbitkan lebih dari 14.000 denda untuk para pelanggar lockdown tersebut.
Sebuah media lokal melaporkan ada 906 denda dikeluarkan di Inggris dengan rincian Thames Valley, North Yorkshire dan Devon, dan Cornwall mengeluarkan sekitar 800 masing-masing.
Statistik baru Jumat (15/5/2020) lalu juga mengungkapkan ada 862 pelanggar berulang.
Dikutip dari The Sun, termasuk di antaranya ada satu orang yang didenda sembilan kali.
Jumlah pelanggar ini terhitung dari 27 Maret sampai 11 Mei ini.
Sehingga belum mencakup catatan pelanggar baru pada beberapa hari terakhir sejak Jumat.
Dewan Kepala Kepolisian Nasional (NPCC) mengatakan jumlah ini sudah proporsional, karena ada 1 orang yang didenda dari 5.000 orang di Wales dan Inggris.
Sebanyak 80 persen denda dilayangkan kepada para pria, terlebih yang berusia di bawah 30 tahun.
Sementara itu, Layanan Kejaksaan Mahkota (CPS) pada Jumat lalu mengatakan lusinan orang telah didakwa secara keliru oleh polisi di bawah hukum Covid-19 yang baru.
Sebuah tinjauan kepada 231 kasus denda yang dibawa ke pengadilan menunjukkan ada 56 orang yang ternyata tidak bersalah.
Sebagian besar secara keliru dituntut berdasarkan Coronavirus Act yang berlaku untuk orang-orang yang berpotensi menulari dan harus mengisolasi diri.
"Semua 44 kasus di bawah Undang-Undang tersebut ditemukan telah didakwa secara tidak benar karena tidak ada bukti bahwa mereka mencakup orang-orang yang berpotensi menular, yang merupakan tujuan undang-undang ini," bunyi pernyataan CPS.
Sejauh ini belum ada penuntutan terhadap orang yang berpotensi menulari dan menolak untuk mematuhi undang-undang kuncian.
"Sebagian besar orang terus melakukan hal yang benar, yang melindungi NHS dan membantu menyelamatkan nyawa," kata Ketua NPCC, Martin Hewitt.
"Angka-angka menunjukkan pendekatan kami proporsional dengan hanya 0,02 persen dari populasi di Inggris dan Wales yang dikeluarkan dengan denda."
"Saya ingin berterima kasih kepada orang-orang karena terus mengikuti peraturan saya menyadari itu tidak mudah dan bahwa ini adalah waktu yang menantang bagi kita semua," sambungnya.
Menyoal banyaknya salah sasaran denda, membuat polisi dituduh terlalu bersemangat dalam penegakan aturan Covid-19 ini.
Hal serupa dinyatakan mantan hakim Mahkamah Agung Lord Sumption.
Dia menyebut taktik Polisi Derbyshire memalukan karena memantau orang-orang dengan drone.
Inggris merupakan negara ke-4 dengan jumlah infeksi corona terbanyak di dunia.
Sedangkan angka kematiannya mencapai 33.998 ke-2 terbanyak di dunia dibawah Amerika Serikat.
Kendati demikian, jumlah total kematian akibat corona diperkirakan lebih tinggi.
Menyusul data Office for National Statistics (ONS) yang menunjukan sudah ada lebih dari 36.000 kematian pada awal Mei.
Sementara itu, jumlah kasus infeksi baru harian telah turun sejak puncak pandemi pada April lalu.
Mayoritas kematian di United Kingdom adalah di Inggris, dengan hampir 30.000 sejauh ini.
Sehingga sekitar 90 kematian dari total untuk UK.
Di Skotlandia, angka resmi pemerintah untuk kematian adalah 2.053.
Namun data registrasi kematian dari National Records of Scotland (NRS) menunjukkan setidaknya 3.213.
Di Wales, jumlah kematian mencapai 1.173, sementara ada 469 kematian di Irlandia Utara.
(*)
• Jelang Bergulirnya Liga Inggris, Ole Gunnar Solskjaer Ingin Tambah Lini Depan Manchester United
• Sedang Diuji Coba, Inggris Buat Alat Swab Test Covid-19, Mampu Berikan Hasil Dalam 20 Menit
• 40 Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri 1441 H dalam Bahasa Inggris dan Artinya, Bisa Kirim via WA
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inggris Raya Revisi Data Covid-19, Jumlah Kematian Naik Hampir 10.000".