Kisruh Baru Politik Malaysia, Partai Bersatu Pecat Mahathir Mohamad, Mukhriz Mahathir & Syed Saddiq

Bersatu mengatakan keputusannya untuk duduk di samping oposisi pekan lalu adalah alasan keanggotaan partainya "segera dicabut."

Editor: Mairi Nandarson
twitter/malaysiakini
Tun Dr Mahathir Mohamad dan Muhyiddin Yassin 

TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - Kisruh politik Malaysia masih terjadi di tengah pandemi covid-19.

Kali ini melibatkan Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dengan partai yang dibentuknya, Parti Pribumi Bersatu Bersatu (selanjutnya disebut Partai Bersatu).

Partai Bersatu memecat Mahathir Mohamad, anaknya dan sejumlah pengurus lainnya pada Kamis (28/5/2020).

Bayi 9 Bulan Positif Corona, Diduga Tertular Ayah yang Baru Pulang Kampung dari Riau

500 TKA China Akan Datang Akhir Juni 2020, Jubir Luhut: Mereka Dibutuhkan untuk Bangun Smelter

Jadwal Liga Italia, Diawali Coppa Italia pada 13 Juni, Serie A Liga Italia Dimulai 20 Juni 2020

Partai Bersatu adalah partai yang membawa Mahathir Mohamad meraih kemenangan pada Pemili tahun 2018.

Beberapa jam setelah dikeluarkannya surat pelengseran pada Kamis malam (28/5/2020), Mahathir dan empat sekutu kunci dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (selanjutnya: Bersatu) merilis pernyataan yang tidak mengakui pemecatan mereka.

Sebaliknya, mereka menuntut dipecatnya sekretaris partai karena telah mengirim surat pemberhentian.

Saga larut malam ini terjadi di tengah spekulasi Mahathir telah mendapat cukup dukungan dari parlemen Malaysia yang berisi 222 kursi untuk membuatnya naik kembali jadi perdana menteri ketiga kalinya.

Dalam surat yang dikirim ke Mahathir tertanggal Kamis, 28 Mei 2020, Bersatu mengatakan keputusannya untuk duduk di samping oposisi pekan lalu adalah alasan keanggotaan partainya "segera dicabut."

Surat itu mengutip bagian-bagian dari konstitusi partai, yang mencantumkan bahwa para anggota dapat dipecat jika mereka menyatakan niat meninggalkan partai, atau secara resmi bergabung dengan partai lain.

Selain Mahathir, putranya Mukhriz Mahathir, mantan Menpora Syed Saddiq, dan mantan Menteri Pendidikan Maszlee Malik juga didepak.

Kemudian orang kelima yang diusir dari Bersatu adalah Amiruddin Hamzah, wakil Menteri Keuangan selama 22 tahun Mahathir menjabat perdana menteri.

Pria berusia 94 tahun ini sebelumnya telah menjabat sebagai PM Malaysia pada 1981-2003.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis malam, kelima politisi itu menyebut pemecatan mereka "salah" dan "ilegal".

"Kami tidak terima keanggotaan kami dihentikan tanpa kami melanggar hukum... tindakan ini juga menyangkal hak kami untuk membela diri, yang dijamin berdasarkan prinsip-prinsip aturan hukum," tulis pernyataan itu yang dikutip oleh South China Morning Post (SCMP).

Resmi, Liga Inggris Akan Dimulai 17 Juni 2020, Laga Manchester City vs Arsenal Main di Hari Pertama

Sudah Ikut Sensus Penduduk Online 2020? Segera Lakukan Jika Belum, Hari Ini Terakhir

Selanjutnya surat kedua yang dikeluarkan oleh Marzuki Yahya, seorang loyalis Mahathir yang menduduki posisi sekretaris jenderal Bersatu mengatakan, sekretaris Muhammad Suhaimi Yahya akan segera diberhentikan lantaran mengeluarkan surat pemecatan ke lima pemimpin sekaligus.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved