Mengenal Poseidon, Drone Nuklir Rusia yang Bisa Dikontrol Hingga 10 Ribu Km

Drone bawah air bernama Poseidon yang bertenaga nuklir tersebut, akan menjalani uji coba dan meluncur dari kapal selam Belgorod.

Defence Blog
drone nuklir Poseidon milik Rusia 

“Drone memiliki beberapa keunggulan. Kapal selam dengan awak di atas kapal, tentu saja, adalah senjata yang kuat, tetapi ada batasan tertentu pada faktor manusia," kata mantan Kolonel Direktorat Intelijen Utama (GRU) Rusia Alexander Zhilin.

"Poseidon secara praktis bisa waspada dan melakukan tugas kapan saja,” ujar dia kepada Sputnik Radio di bawah kontrol Kremlin, Selasa (26/5), seperti dikutip Moscow Times.

Zhilin, Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia, menepis kekhawatiran tentang potensi kerentanan drone terhadap peretas dan cyberterrorist.

“Penampilan drone sekelas ini, tentu saja membutuhkan banyak tanggungjawab karena dikelola melalui perangkat lunak. Jelas bahwa ada risiko tertentu, ketika dalam operasi serangan peretas dapat mencoba mengambil kendali," katanya.

"Tetapi, berbicara dengan insinyur dan desainer kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa ada perlindungan besar-besaran terhadap gangguan eksternal,” ujar Zhilin kepada Sputnik Radio seperti Moscow Times kutip.

Dengan kemampuan Poseidon yang bisa menyelam dalam, Rusia dapat melawan sistem pertahanan rudal AS dan memastikan pencegahan dengan kemampuan serangan kedua.

Rencananya, Rusia mengerahkan 16 drone Poseidon pada gugus tugas tempur Armada Utara.

Dua kapal selam dengan tujuan khusus, yaitu Belgorod dan Khabarovsk, akan membawa Poseidon tersebut.

Kedua kapal selam itu dibangun di Sevmash, Severodvinsk.

Belgorod adalah kapal selam prototipe dari kapal selam bertenaga nuklir kelas-II Oscar yang meluncur pada April 2019 dan akan memulai uji coba laut dalam beberapa bulan.

Kapal selam kedua yang membawa Poseidon adalah Khabarovsk.

Ini adalah kapal selam prototipe khusus dari kapal selam rudal balistik generasi keempat Rusia kelas Borei.

RIA Novosti di awal musim semi ini melaporkan, Khabarovsk akan meluncur dari Sevmash pada awal Juni 2020, lalu diikuti pengujian selama dua tahun.

Baik RIA Novosti maupun Zhilin tidak menyebutkan, di mana lokasi peluncuran uji coba drone Poseidon.

Tapi, senjata berbasis kapal selam biasanya menjalani percobaan di Laut Putih.

Lokasi Laut Putih ini memiliki keuntungan karena tidak menjadi perairan internasional, di mana angkatan laut negara lain atau kapal mata-mata bisa berlayar.

Area pengujian itu juga dekat dengan Severodvinsk, tempat pembuatan kapal selam dan drone.

Sumber: Grid.ID
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved