HUMAN INTEREST
Bolak Balik ke Kantor PLN, Jumiati Memohon Listrik Rumahnya Tak Diputus, 'Anakku Masih Bayi,Pak'
Menyikapi permasalahan Jumiati, salah seorang petugas bright PLN pun meminjamkan biaya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Jumiati.
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id,BATAM - "Apakah saya harus merampok pak! Tolonglah saya. Saya warga miskin yang kena dampak Corona," teriak seorang warga, Jumiati di kantor Unit Retail Customer Representatif Area Tiban, Sekupang, Batam, Rabu (3/6/2020) saat akan membayar tagihan listrik.
Didampingi suaminya, ibu yang dikaruniai anak yang masih berumur 3 bulan tidak hanya berniat ingin membayar tagihan listrik.
Jumiati ingin mengajukan penangguhan pembayaran akibat kondisi ekonomi yang kian sulit dirasakannya.
Sambil terisak, ia bahkan memohon kepada petugas bright PLN agar menghidupkan kembali listrik yang telah diputus di rumahnya yang berlokasi di kawasan Marina, Kota Batam, Provinsi Kepri.
Setidaknya sudah 2 bulan ia menunggak pembayaran listrik hingga petugas terpaksa memutus aliran listrik di rumahnya.
"Saya sangat memohon pak. Kasihan anak saya di rumah. Saya punya anak bayi baru usia 3 bulan. Apakah tidak ada solusi pak supaya lampu saya tidak diputus?, biaya rumah saja bisa ditangguhkan, kenapa PLN gak bisa," sebut Jumiati sambil terisak.
Suasana itu seketika berubah jadi histeris, petugas bright PLN malah bingung melihat aksi Jumiati.
Sang suami berupaya menenangkan Jumiati yang sempat lepas emosi.
"Sudah yah, kita pulang. Kita bakar saja itu rumah. Dunia ini begitu kejam. Kasihan bayi kita dirumah. Pulang!," serunya.
Melihat aksi itu, sang suami berupaya menenangkan sang istri. Seketika aksi Jumiati menjadi sorotan warga lainnya yang mendatangi kantor bright PLN.
• Personel Polda Kepri Bakal Tindak Tegas Warga Abaikan Protokol Kesehatan Jelang New Normal di Batam
• Balita di Batam Positif Covid-19, Jumlah Pasien Positif Rabu (3/6) 151, Muncul Klaster Baru TGR
Berharap lampu dinyalakan kembali ke rumah yang dihuni pasangan suami istri ini, Jumiati bersama suaminya berupaya berdialogi dengan petugas bright PLN di halaman gedung itu.
Kepada TribunBatam.id, Jumiati bercerita bahwa dalam 3 bulan terakhir kondisi ekonomi yang dirasakan keluarganya sangat sulit.
Sembari mengusap air matanya, Jumiati bercerita bahwa sang suami yang bekerja di sebuah perusahaan tidak bekerja lagi akibat dirumahkan.
"Suami saya dirumahkan, jadi tidak bekerja dan tidak bergaji, sementara saya hanya Ibu Rumah Tangga (IRT), memang ada lah kerjaan dikit dirumah jualan barang rongsokan seken," ujarnya.
Namun dari penjualan rongsokan itu, kata dia penghasilan tidak seberapa, belum lagi kebutuhan keluarga, kebutuhan sang anak di rumah.
"Memang lagi susah betul kondisi keungan pak, kalau ada duit tak mungkinlah kami tak bayar. Dari dulu dulu kami rajin kok bayar, namun baru kali ini saja. Jujur iya pak, kami tak mau seperti ini. Namun mau bagaimana ? suami berhenti kerja akibat corona bukan lah keinginan kami. Siapa yang mau seperti ini? kan tidak ada," ungkapnya.
Selain dirinya harus membayar besaran tagihan listrik, kata Jumiati bulan ini ia harus membayar tagihan yang cukup banyak.
Jumiati mengaku merasa heran, sebab penggunan listrik dirumah yang ia huni hanya menggunakan lampu, tv, mesin cuci dan kelengkapan seperti rumah pada umumnya, masak nasi, dispenser.
"Tapi aku tak ingin menyoroti itu lah, aku hanya meminta kepada PLN agar dapat menyambungkan listrik yang telah diputus kerumah saya. Kasihan anak bayi saya, rumah gelap. Kami tidak bisa masak jadinya. Kalau memang ada persyaratan, silahkan. Saya akan patuhi, namun jangan diputus listrik," sebutnya.
Bahkan untuk menyelesaikan permasalhan tagihan listrik ini, Jumiati sudah berulang kali mendatangi kantor area PLN. Saat ke kantor pusat Bright PLN, nasib sial justru dialaminya.
"Dari kemarin sudah kesini, namun disuruh ke Batam Centre. Lalu ke Batam Centre hanya nemuin petugas keamanannya. Tidak ada proses. Pas ke kantor di Batam Centre sama suami, helm malah hilang pas mau pulang. Lengkap sudah penderitaan," kata dia.
Menyikapi permasalahan Jumiati, salah seorang petugas bright PLN pun meminjamkan biaya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Jumiati.
• Arsenal Akan Datangkan Moussa Dembele untuk Gantikan 2 Striker yang Dirumorkan Hengkang
Dengan wajah lega lepas dari beban masalah, Jumiati pergi meninggalkan kantor bright PLN dengan menggunakan motor bersama sang suami.
Tagihan Listrik Warga Bengkak Hingga 200 Persen
Warga Kecamatan Sekupang, Kota Batam, Provinsi Kepri mendatangi kantor Unit Retail Customer Representatif Area Tiban, Rabu (3/6/2020).
Kedatangan warga itu, untuk mempertanyakan atas tagihan listrik yang membengkak. Tak tanggung-tanggung, warga mengeluh tagihan listrik mereka melonjak hingga 200 persen dari pemakaian normal.
"Kami tidak terima kalau begini. Ini artinya penindasan. Tidak wajar, tidak normal tagihan listrik kami melambung hingga 200 persen," ujar seorang warga didepan kantor Bright PLN itu.
Warga menuntut bright PLN mempertanggungjawabkan kebijakan itu. "Tidak wajar saja sih pak, tagihan listrik saya membengkak bulan ini, biasanya bayar Rp. 375.600 sekarang mala Rp 1.075.050," ujar warga lain, Fitrionti sembari menunjukkan bukti pembayaran tagihan listrik miliknya.
Tidak hanya Fitri, Aris warga kelurahan Tiban Indah juga merasakan hal yang sama dengan pembayaran tagihan membengkak.
"Biasanya Rp400 ribu, kok sekarang tembus Rp900 ribu. Kenapa bisa begini. Sementara pemakaian saya standar-standar saja," keluhnya.
• Surat Bebas Covid-19 Gratis di Bintan, Ini Syaratnya, Daerah Lain?
• Kota Gurindam Tetapkan Seluruh Tahapan PPDB melalui Online, Simak Jadwalnya!
Pantauan TribunBatam.id, para warga yang mendatangi kantor area bright PLN itu mengajukan komplain yang sama.
Bahkan di antara mereka ada yang tidak mampu menahan emosi lantaran tagihan yang harus dibayarkan mahal. Mereka pun terdengar melontar perkataan ketus kepada petugas yang berkantor saat itu.
Seorang petugas bright PLN mengaku banyak warga yang datang komplain atas tagihan.
"Biasalah pak, ada yang datang mempertanyakan tagihan, katanya membengkak. Wajar saja sih," ucapnya.(TribunBatam.id/Bereslumbantobing)