NEW NORMAL DI BATAM
Jelang New Normal di Batam, Penumpang dari Luar Kepri Wajib Kantongi Surat Bebas Gejala Penyakit
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Rustam Efendy mengaku surat edaran tersebut sengaja dibuat untuk pengunjung yang datang dari luar Provinsi Kepri.
Pertama adalah kajian epidemologi, di mana penurunan jumlah kasus yang terjadi sekurang-kurangnya 3 pekan terjadi penurunan yang signifikan.
"Kedua, sistem kesehatan. Sistem kesehatan ini merupakan kemampuan kita melakukan adaptasi dengan kehidupan baru itu, tiba-tiba terjadi pelonjakkan misalnya, sistem kesehatan kita harus mampu menghadapi itu semua. Misalnya termasuklah tenaga kesehatan yang cukup, peralatan medisnya cukup. Jangan nanti tiba-tiba terjadi lonjakkan kasus 100 orang sehari, di mana mau dikarantina? Jangan sampai tak ada tempat," kata Yusfa.
Dari sisi medis, tegas Yusfa, Batam mencukupi dan memenuhi kriteria.
Apalagi dibantu dengan Rumah Sakit Khusus Infeksi Galang yang kuotanya mampu menampung 1000 orang.
Ditambah lagi Rumah Sakit di Batam mampu menampung 1700 -an orang pasien positif Covid-19.
"Dalam masa yang serentak pasien 2.700 itu bisa ditangani," tuturnya.
Persyaratan yang ketiga, adalah berkaitan dengan surveilance kesehatan masyarakat.
Yakni cara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 kota Batam untuk menguji dan menemukan pasien positif Covid-19 di Kota Batam.
"Sebenarnya apa yang dilakukan di Batam sudah cukup tepat dan melampaui ekspektasi. Kebanyakan daerah lain apabila ada 1 kasus baru lakukan tracing, close kontaknya dimana dan siapa saja. Tapi di Batam disamping melakukan tracing kita lakukan penyisiran. Walaupun tak ada kontak kita sisir. Makanya angkanya 8500-an orang yang sudah sisir," paparnya.
• Diduga Sering Pamer Harta Di Media Sosial, Selebgram Ini Jadi Target Perampokan
• Samsung Hadirkan S20+ Limited Edition BTS, Mulai 19 Juni Bisa Pre Order
Walaupun idealnya seluruh penduduknya dites. Tapi Batam belum mampu melakukan pengujian itu semua secara langsung. Sehingga Batam melakukan penyisiran secara berkala.
"Dengan anggaran kita mau beli alat swab pun susah karena barangnya langka. Tapi kalau rapid test kita banyak diberikan bantuan," tuturnya. (Tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)