Sebut Nasi Ambeng di Menu Baru, Restoran di Singapura Tuai Kontroversi
Kritik pedas terkait penamaan menu langsung berdatangan dari komunitas masyarakat Jawa di Negeri Singa itu.
TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA - Gara-gara penamaan nasi ambeng di menu makanan, sebuah restoran di Singapura menuai kontroversi.
Violet Oon, restoran ternama Singapura yang khusus menyajikan hidangan khas Peranakan, meminta maaf setelah memberi nama menu teranyarnya “Nyonya Nasi Ambeng Tray” atau “Baki Nasi Ambeng Nyonya”.
Melalui unggahan di laman Facebook-nya, Violet Oon mempromosikan hidangan ini sebagai baki yang terdiri dari nasi lemak kacang biru, ayam lemak, sambal terong, sambal goreng kentang cabai hijau, disertai ikan teri.
Kritik pedas terkait penamaan menu ini langsung berdatangan baik secara formal maupun online dari komunitas masyarakat Jawa di Negeri "Singa".
Hidayah Amin, penulis dan pakar kebudayaan Melayu melalui laman Facebook-nya mempertanyakan dengan sarkastik, sejak kapan teman-temannya yang berdarah Peranakan menyajikan nasi ambeng. Komunitas suku Jawa terutama diaspora Jawa yang tersebar di seluruh penjuru dunia juga menyampaikan keluhannya.
“Kami kecewa dengan penamaan ini. Anggota kita mulai dari yang di Singapura, Malaysia, Belanda, Madagaskar, Afrika Selatan, Kaledonia Baru hingga Suriname mengeluh.” tutur Indrata Kusuma Prijadi, Ketua Umum Paguyuban dan Yayasan Javanese Diaspora Network – Ngumpulke Balung Pisah Foundation, Kamis malam (4/6).
Indrata mengkritik kesalahan besar penamaan ini adalah ketidaktahuan Violet Oon tentang sejarah dan tradisi nasi ambeng, yang merupakan makanan khas Jawa.
“ Nasi ambeng seperti kita ketahui adalah makanan tradisional Jawa. Walau jarang, nasi ambeng masih sering disajikan di Indonesia pada acara selamatan, brokohan, munggahan, punggahan, dan lainnya. Restoran Indonesia juga mulai kembali menyajikan nasi ambeng. Yang tidak kalah penting, nasi ambeng tetap dilestarikan oleh diaspora Jawa yang membawa hidangan ini ke seluruh penjuru dunia, misal di Malaysia, Singapura, dan Suriname,” papar Indrata.
General Manager Grand Cordela Hotel Bandung itu juga mempertanyakan penyajian Violet Oon yang tidak menggunakan nasi putih dan menggunakan lauk yang berbeda dari varian asli nasi ambeng.
“Tentunya nama menu ini sangat tidak menyenangkan bagi kami karena nasi ambeng sudah menjadi tradisi turun-temurun untuk dihidangkan pada hajatan tertentu. Nasi ambeng ini bukan makanan biasa. Pengurangan kesakralan tradisi adalah salah satu hal yang sangat kami khawatirkan. Nasi ambeng yang dimasak oleh seorang berdarah Peranakan atau Nyonya tidak otomatis dapat diberi label Nasi Ambeng Nyonya,’‘ Indrata melanjutkan.
Dia menilai kreativitas dalam dunia kuliner tetap dibutuhkan tetapi harus pada koridor yang tepat dan tidak diarahkan ke sajian tradisional turun-temurun seperti nasi ambeng.
Violet Oon dalam permintaan maaf terbukanya mengakui kesalahan mereka yang gagal mencari tahu dan mengerti lebih jauh sejarah nasi ambeng.
Restoran yang didirikan koki terpandang dengan nama yang sama ini menyesali penamaan yang melukai suku Jawa ini dan telah mengganti nama menu menjadi “Family Trays” atau “Baki Keluarga”.
Violet Oon juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menjelaskan lebih jauh kepada mereka mengenai asal-muasal nasi ambeng.
Violet Oon juga kemudian menjelaskan sejarah dari nasi ambeng. Peranakan adalah istilah untuk merujuk ke warga Singapura yang lahir dari campuran budaya yang berbeda melalui pernikahan multi-etnis, misal antara suku Tionghoa dan Melayu.