Politik Malaysia Bergejolak, Mahathir Mohamad - PM Tan Sri Muhyiddin Yassin Saling Serang
Kondisi politik di Malaysia bergejolak antara kubu Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dengan PM Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin.
Partai ini dibagi menjadi dua faksi yang mendukung Mahathir dan Muhyiddin.
Mahathir mengutip penahanan salah satu pendukungnya oleh agen anti-korupsi selama empat hari dan kasus lain di mana seorang wanita ditanyai di ruangan gelap oleh empat pria.
“Kami melihat beberapa departemen pemerintah digunakan untuk menekan kami, pihak oposisi. Kami adalah oposisi sekarang, dan kami menemukan bahwa beberapa departemen pemerintah melakukan hal-hal yang sebenarnya merupakan penyalahgunaan wewenang mereka,” kata Mahathir.
“Ini adalah hal yang sama yang dilakukan Najib sebelumnya. Mereka menyalahgunakan hukum dan mereka menggunakan hukum untuk memberikan tekanan pada orang-orang,” lanjutnya.
"Pemerintah ini baru berkuasa sekitar dua hingga tiga bulan, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka bersedia menyalahgunakan kekuasaan yang telah diberikan kepada mereka," tegas dia.
Mahathir, yang telah menjabat dua periode sebagai perdana menteri mengatakan dia tidak memperdebatkan hak-hak lembaga penegakan hukum untuk melakukan penyelidikan terhadap para pendukungnya.
Tetapi ia menyebut penegak hukum telah melakukan hal-hal yang tak perlu dan sekaligus berlebihan.
Dia mengatakan dia senang polisi belum digunakan oleh pemerintah Muhyiddin, tetapi ia mengaku terkejut bahwa organisasi anti-korupsi melakukan kasi tersebut.
Sebelumnya Ulya Husamudin, pemimpin sayap muda dari faksi PPBM Mahathir memposting serangkaian tweet yang mengklaim bahwa empat anggota dijemput oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) dan diinterogasi setelah mereka pergi ke kantor agensi.
"Di MACC, petugas berkumpul di sekitar mobil mereka dan mengambil telepon mereka. Ini semua dilakukan tanpa surat perintah atau pemberitahuan. Lalu mengapa [MACC] membantah menahan mereka ketika pengacara kami menelepon?” tanyanya.
Perpecahan
Berdiri 2016 lalu, Bersatu pada Mei 2018 bergabung dengan Parti Keadilan Rakyat, Partai Aksi Demokratik, dan Parti Amanah Negara bentukan Anwar Ibrahim membentuk koalisi Pakatan Haraoan (PH) untuk mencapai kemenangan dalam pemilihan umum dan menggusur Barisan Nasional (BN) dari Pemerintahan Malaysia.
Namun, Muhyiddin menarik Bersatu keluar dari koalisi PH pada Februari lau, mendorong Mahathir mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan memicu keruntuhan PH dari Pemerintahan Malaysia.
Dengan dukungan anggota parlemen BN, Muhyiddin diangkat sebagai Perdana Menteri Malasia ke-8.
Dia sekarang memimpin pemerintahan dengan dukungan koalisi PN, yang terdiri dari Bersatu, BN, Partai Islam Se-Malaysia, Gabungan Partai Sarawak dan Partai Bersatu Sabah, serta Partai Solidariti Tanah Airku.