VIRUS CORONA DI SINGAPURA
Terjebak di Singapura Saat Krisis Covid-19: Saya Tahu Ramadhan Sudah Lewat, Tapi Saya Terpaksa Puasa
Saya tahu Ramadhan sudah berakhir tapi untuk menghemat uang, saya harus melanjutkan puasa. Saya makan sekali sehari, itu sudah cukui, kata Muhd Hassan
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA - Muhd Hassan (31), seorang pekerja konstruksi asal Malaysia di Singapura harus kehilangan pekerjaan karena covid-19.
Hassan mendapat pemberitahuan PHK akhir Mei 2020 lalu setelah beberapa bulan terjebak di Singapura.
Dikutip dari channelnewsasia.com, Hassan menceritakan bagaimana ia tak bisa pulang ke Malaysia dan tetap di Singapura setelah Malaysia memberlakukan MCO (kebijakan untuk mengontrol pergerakan) sejak 17 Maret.
• Harimau Ini Terpaksa Dikurung, Beberapa Kali Dilepasliarkan Kembali Masuk Kampung Serang Manusia
• Hasil, Klasemen dan Top Skor Bundesliga Liga Jerman Pekan 30, Munchen Unggul 7, Lewandowski 30 Gol
• PM Singapura Bicara Masa Depan Setelah Krisis Covid-19: Ini Akan Sulit, Tapi Singapura Akan Kuat
Perjalanan lintas batas antara Malaysia dan Singapura pun dibatasi.
“Saya memutuskan untuk tidak pulang sebelum MCO karena situasi pekerjaan saya tidak menentu."
"Saya tidak ingin terjebak di Johor jika ada pekerjaan yang harus dilakukan di Singapura. Saya harus terus mendapatkan penghasilan, ”katanya kepada CNA.
Tapi harapan tidak sesuai dengan kenyataan, proyek konstruksi di Singapura dihentikan saat Singapura memberlakukan Pemutus Sirkuit (circuit breaker) pada 7 April.
Semua pekerja, karyawan diliburkan tanpa dibayar dan kemudian dipecat pada 29 Mei, sebagaimana dialami Muhd Hassan.
Padahal, Hassan yang tinggal di Johor itu telah bekerja selama 3 tahun terakhir di sebuah perusahaan konstruksi tersebut.
“Itu semua terjadi begitu cepat. Atasan saya memanggil saya melalui telepon untuk memberi tahu saya bahwa perusahaan tidak berjalan baik dan saya harus dilepaskan, ”kata Muhd Hassan.
Muhd Hassan adalah satu di sejumlah pekerja asal Malaysia yang kini terdampar di Singapura setelah kehilangan pekerjaan, dan kini berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Karantina Hotel Wajib
Yang paling mengganggunya adalah soal keuangan.
Mohd Hassa mengaku kini hanya memiliki tabungan kurang dari S$ 200, setelah mentransfer sejumlah besar uangnya ke keluarganya di Johor untuk biaya rumah tangga.
“Saya tahu Ramadhan telah berakhir tetapi untuk menghemat uang, saya harus melanjutkan puasa."