BATAM TERKINI

Ramai di Medsos Bahas Hujan Buatan di Batam, Apa Bedanya dengan Hujan Alami? Simak Penjelasan BMKG

Apa sebenarnya hujan buatan yang belakangan jadi perbincangan hangat itu? Apa bedanya dengan hujan yang turun secara alami?

TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Kondisi langit di wilayah Sekupang, Batam mendung, Senin (22/6/2020). Prakirawan BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas l Hang Nadim, Riza Juniarti saat dihubungi, Senin (22/06/2020) menyebutkan prakiraan cuaca di Batam bisa disertai petir. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Beberapa hari terakhir ini, Batam dilanda hujan yang turun selama seharian. Berdasarkan penjelasan pihak BMKG Batam, saat ini di Batam sedang dilakukan proyek hujan buatan untuk mengisi waduk-waduk sumber air yang menyusut.

Di waktu bersamaan proyek berlangsung, sejumlah wilayah Singapura justru dilanda banjir yang cukup parah. Tak ayal kondisi ini menjadi perbincangan warga Batam lewat media sosial.

Lantas apa sebenarnya hujan buatan yang belakangan jadi perbincangan hangat itu? Apa bedanya dengan hujan yang turun secara alami?

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun angkat bicara soal hujan buatan ini.

Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas l Hang Nadim Batam Suratman menjelaskan, hujan dibuat dengan proses fisika.

Hujan buatan ini dibuat oleh manusia dengan teknik menambahkan curah hujan.

Cara membuat hujan ini adalah dengan penyemaian awan atau yang dikenal dengan cloud seeding.

Cloud seeding ini membuat awan menggumpal dan di semai sehingga akan memberikan efek berupa turun hujan.

"Misalnya, di atas langit permukaan Dam Duriankang ada gumpalan awan rendah. Nah, pada kondisi ini disuntikan suatu zat. Sehingga, awan itu turun menjadi cairan air yang disebut hujan. Dan kondisi ini pun, efektif hanya satu jam saja. Nah untuk awan yang tinggi dipakai cairan garam. Jadi hujan buatan bukan seluruh Batam ini hujannya. Tapi ada titik tertentu saja yang awannya lebih banyak," jelas Suratman.

Ia meminta agar masyarakat tidak terkecoh dengan isu hujan buatan. Sebab kata Suratman, efek hujan ini pasti ada banjir.

 Perpustakaan BP Batam Masih Ditutup, Pemustaka Kesulitan Cari Referensi Buku

 New Normal, Begini Aturan-aturan Baru Nonton di Bioskop Indonesia

Jangan sampai ada judul hujan buatan lalu ada banjir, yang disalahkan adalah orang mengundang hujan buatan.

"Jadi tidak seperti itu. Ada awan baru dipancing. Juga tidak ada hubungannya dengan pawang hujan. Karena hujan buatan adalah ilmiah secara fisika. Jadi masyarakat tahu juga. Jangan nanti banjir, lalu disalahkan yang undang hujan buatan. Bukan begitu konsepnya," ujarnya.

Ia mengatakan, Juni ini memang curah hujan cukup tinggi di Kepri. Sebab kata dia, penyebabnya ada pergeseran cuaca.

Puncak hujan sedianya adalah Mei lalu. "Tapi bergeser ke Juni ini. Hari ini (Selasa) arah angin dominan dari Selatan dan Barat daya ke Utara. Kecepatan angin antara 5-30 km/jam.Temperatur 23-30 derajat, masih kondusif bagi dunia penerbangan," terangnya.

Daerah Rawan Banjir di Kota Batam

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved