Dituding Lakukan KKN Kepada Anaknya, Mahathir Mohamad Tantang Najib Razak Berikan Bukti

Mahathir Mohamad melontarkan tantangannya kepada Najib Razak. Mahathir meminta bukti tudingan Najib, di mana dia membiarkan anaknya melakukan KKN.

the straits times
Mantan PM Malaysia Najib Razak dan Mahathir Mohamad. Mahathir Mohamad menantang Najib Razak soal hal ini. 

TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPURKetegangan antar politisi senior di Malaysia terus berlanjut.

Kali ini Mahathir Mohamad melontarkan tantangannya kepada Najib Razak.

Kedua mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut diketahui mulai bersitegang terkait kasus korupsi Najib Razak.

Dalam tantangannya, Mahathir meminta bukti tudingan Najib, di mana dia membiarkan anaknya melakukan KKN selama dirinya menjabat.

Dalam tulisannya di blog, Mahathir Mohamad mengklaim bahwa dia tidak pernah memberikan kontrak pemerintah kepada anak-anaknya.

"Baru setelah saya mundur, mereka mulai berbisnis di Malaysia. Namun, mereka tidak melakukannya dengan kontrak pemerintah," tegasnya.

Penumpang Malaysia Lebih Banyak Dibanding Singapura, Aktivitas di Pelabuhan Internasional Batam Naik

Karena itu, mantan PM Malaysia berusia 94 tahun itu menantang agar Najib Razak bisa memberikan bukti bahwa anaknya melakukan KKN.

"Sama seperti bukti dokumen yang membuktikan engkau sebagai MO1 mengambil uang dari 1MDB," ujar politisi berjuluk Dr M tersebut.

Dilansir Malay Mail Selasa (23/6/2020), Mahathir merujuk kepada skandal 1Malaysia Development Berhad yang menjeret Najib.

Penyelidikan di AS mengungkapkan, dana yang dicuri dari 1MDB dikirim ke rekening sosok yang disebut "Pejabat Malaysia 1" atau "MO1", merujuk pada Najib.

Unggahan Mahathir juga mengomentari discharge not amounting to an acquittal (DNAA), atau pembebasan namun bukan berarti bebas murni, dari anak tiri Najib.

Riza Shahriz Abdula Aziz mendapatkan keputusan dari pengadilan tersebut atas lima dakwaan pencucian uang yang menjeratnya pada Mei lalu.

Dakwaan itu melingkupi dugaan dia menerima 248.173.104 dollar AS, atau setara 1,075 miliar ringgit sesuai kurs sekarang, pada April 2011 dan November 2012.

Dalam tulisannya, PM yang pernah berkuasa pada 1981 sampai 2003 itu menyebut DNAA tersebut merupakan kesepakatan yang manis.

Menggunakan analogi ayam curian, Mahathir menyerukan kepada anak tiri Najib itu untuk menyerahkan uang yang diambilnya ke Malaysia.

Sebabnya, Riza hanya diperintahkan untuk mengembalikan 107,3 juta dollar AS, atau kurang dari setengah jumlah yang dituduhkan terhadapnya.

"Ini seperti mencuri 10 ekor ayam. Anda harus mengembalikan semuanya.

Tidak peduli Anda sudah memasak atau menjual sembilan di antaranya," sindir Dr M.

Dia sudah menerangkan, keputusan pengadilan memberikan pembebasan bersyarat kepada Riza tidak berarti kejahatan terhadapnya gugur.

Dia menuturkan tawar menawar terkait dakwaan bukanlah hal umum di Negeri "Jiran", seraya menyebut kasus Najib dan kroninya ditangani "terlalu murah hati".

Tuding PM Malaysia Muhyiddin Yassin Pengkhianat, Mahathir Mohamad Ungkap Tak Ingin Kerjasama

Mahathir Mohamad kembali angkat bicara terkait penerusnya, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin.

Bahkan Mahathir Mohamad menyebut Muhyiddin Yassin sebagai pengkhianat.

Ia juga enggan jika diajak bekerja sama dengan Muhyiddin Yassin.

Dalam tulisan di blognya, Mahathir mengungkapkan dia membentuk Partai Bersatu bersama Muhyiddin dan masuk koalisi Pakatan Harapan untuk mengalakhkan Najib Razak.

Tapi, dia kecewa setelah Muhyiddin Yassin, yang menjadi PM Malaysia pada 1 Maret, memilih untuk bekerja sama dengan pihak yang mereka kalahkan.

Dalam aliansi Perikatan Nasional, terdapat Organisasi Nasional Malay Bersatu (UMNO), partai pimpinan Najib yang dikalahkan di pemilu 2018.

Mahathir dilansir Malay Mail Kamis (25/6/2020) mengatakan, melihat Muhyiddin bekerja dengan UMNO membuatnya tidak bisa menerima.

"Bagi saya, ini adalah pengkhianatan terhadap rakyat, pengkhianatan juga bagi mitra di Pakatan yang bekerja untuk mencapai tujuan kami," jelasnya.

Mahathir Mohamad menuturkan tanpa Pakatan, Muhyiddin tidak akan bisa membentuk "pemerintahan pintu belakang" dan jadi PM Negeri "Jiran".

Politisi berjuluk Dr M tersebut mengaku harus menyuarakannya setelah muncul seruan agar dia bereuni saja dengan Muhyiddin.

Mahathir berujar, dia mendapat nasihat agar mengesampingkan perselisihannya dengan Muhyiddin dan memberikan dukungan kepadanya.

Dia menyatakan, sejarah akan mengingat Muhyiddin sebagai pengkhianat yang sempat mendukung Pakatan harus di pemilu 2018.

Mantan PM berusia 94 tahun itu kemudian memprediksi dalam pemilu selanjutnya, Bersatu yang dia dirikan akan kalah oleh UMNO.

Dia mengatakan, Bersatu akan berjibaku tanpa sokongan Pakatan, dengan Muhyiddin dan seluruh kader dari partainya bakal menelan kekalahan.

Dr M menyindir Muhyiddin yang begitu ingin mencegah Najib, namun pada akhirnya berusaha membebaskan anggota parlemen dari Pekan tersebut.

Dia berseloroh sang PM kini bekerja tak kenal lelah untuk memastikan Najib Razak bebas dari tuduhan skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Jika bebas, Najib bisa mempersiapkan diri menghadapi pemilu selanjutnya. Pada saat itulah, jasa Muhyiddin tidak akan lagi dipakai.

Abaikan Nasehatnya, Mahathir Mohamad Ungkap Alasan Jadi PM Malaysia Untuk Ketiga Kali

 Sempat menerima penolakan dari berbagai pihak, Mahathir Mohamad akhirnya angkat bicara terkait alasan mencalonkan diri menjadi Perdana Menteri Malaysia kembali.

Mantan PM Malaysia itu memang diketahui akan mencalonkan diri untuk ketiga kalinya manjadi PM.

Ia juga turut menyinggung terkait para penerus yang menggantikannya.

Diwawancarai harian berbahasa China, Sin Chew Daily, Mahathir menuturkan dia ingin kembali menjabat karena para penerusnya mengabaikan nasihatnya dalam memerintah negara.

"Pengalaman saya, ketika saya mencoba menasihat PM, mereka tidak akan mengacuhkan bahkan tidak peduli dengan ucapan saya," jelasnya.

Dia menuturkan pengalaman itu dia dapatkan bersama mantan PM Abdullah Badawi, dan Najib Razak yang dia kalahkan dalam pemilu 2018.

Mahathir Mohamad memang kembali menjadi PM Malaysia pada 2018.

Namun, dia secara mengejutkan mengundurkan diri pada Februari lalu.

Posisinya kemudian digantikan mantan sekutunya di Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin, di mana kini sang veteran hendak mengambil lagi posisinya.

Dikutip Malay Mail Selasa (23/6/2020), Mahathir berujar dia ingin jadi PM Malaysia untuk ketiga kalinya demi "memperbaiki" dugaan korupsi dari pemerintahan Muhyiddin dan Najib.

Politisi berjuluk Dr M tersebut menyatakan, dia tidak akan mengambil jabatan "Menteri Senior" jika Anwar Ibrahim menjabat.

Mantan PM yang periode pertamanya berkuasa pada 1981 sampai 2003 itu mengklaim, setiap PM ingin membentuk warisannya sendiri daripada mendengarkan dia.

Dia menjelaskan, setiap PM ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengontrol Negeri "Jiran", di mana segala ide datang dari dia.

"Dia tidak mungkin mengatakan 'Ok, warisan politik saya berasal dari Mahathir'," ujar politisi yang pernah bergabung dengan koalisi Barisan Nasional itu.

Malaysia tidak pernah mempunyai jabatan menteri mentor. Posisi itu pertama kali digagas oleh negara tetangga Singapura.

Jabatan tersebut muncul setelah putra mendiang Lee Kuan Yew, Lee Hsien Loong, naik sebagai orang nomor satu Singapura pada 2011.

Posisi itu menyeruak ketika Channel News Asia mewawancarai Anwar Ibrahim, di mana dia mengungkapkan terbuka untuk mendiskusikannya.

Dr M menuturkan, dia menawarkan diri menjadi PM selama satu tahun.

Tapi karena tak disetujui Anwar, dia kemudian menguranginya menjadi enam bulan.

"Setelah enam bulan, saya akan mundur. Saya tak akan lagi menjadi PM.

Anda tahu, saya sudah terlalu tua. Sangat, sangat tua," ujar dia.

(*)

Pelajar Malaysia Masuk Sekolah Mulai Hari Ini, Perasaan Siswa Campur Aduk, Antara Rindu dan Takut

Mengenal Gerakan Cuti-cuti Malaysia, Cara Pemerintah Untuk Promosikan Pariwisata Domestik

Tolak Mahathir Mohamad Jadi Calon PM Malaysia, Anwar Ibrahim Sebut Tak Bisa Percaya 100 Persen

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir Mohamad Tantang Najib Razak, Ada Apa?".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved