HARI BHAYANGKARA 2020

Jadi Sahabat Pengendara di Batam, Siap-siap Bertemu dengan Polwan Dinda Jika Tak Taat Lalu Lintas

Polisi wanita (polwan) berparas cantik ini merupakan personel Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polresta Barelang.

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ICHWAN NUR FADILLAH
Gaya Bripda Dinda Permata Sari, personel Sat Lantas Polresta Barelang saat bertugas. 

"Apa ya, memang tidak pernah bercita-cita jadi polisi, tamat sekolah dan dapat kerja saja itu sudah menjadi impian bagi saya. Saya sadar dari keluarga tidak mampu waktu itu," ujar Sugi sembari menunjukan foto kondisi rumah yang dihuni keluarganya di salah satu kampung perkebunan di Parlabian Sumatera Utara.

"Jadi menjadi polisi itu memang sebuah keberuntungan besar bagi saya, kala itu saya tahun 1984 saya tamat SMA, saya pun merantau ke Pekanbaru bekerja di PT Caltex, satu tahun bekerja di sana.

Suatu ketika saya dan teman mau salat Jumat, teman saya ini bilang ada buka penerimaan polisi dan minta saya ikut daftar. Dia beri saya semangat, saya bilang sama dia, ahk.. kamu ini mengada saja, karena saya berpikir masuk polisi itu harus punya uang banyak, sementara saya hanya orang miskin.

Namun beberapa hari kemudian, saya terpikir apa yang disampaikan teman saya, dan dengan penuh optimis akhirnya saya mendaftar dan berbuah hasil, saya dinyatakan lulus Bintara Polri 1986 di Pekanbaru," katanya.

"Bahkan saat saya lulus dan selesai pendidikan orang tua saya tidak mengetahui sama sekali. Jadi ada cuti habis pendidikan waktu itu saya pun pulang ke kampung halaman di Parlabian lalu saya sampaikan kepada mereka, bapak dan ibu.

Awal saya sampaikan mereka kaget dan tidak percaya namun saya tunjukkan dokumentasi dan seragam dinas saya," ujarnya.

Bahkan agar mendapat biaya kebutuhan sekolah polisi, Sugi pernah melakoni kenek mobil.

Pria kelahiran 19 April 1964 di Perkebuanan Parlibian ini menamatkan pendidikan di SD Parlabian 001, kemudian SMP Perisai Parlabian dan SMK STM pernah putus sekolah karena biaya, lalu pindah ke SMA Karya Parlabian.

Sugi bertugas jadi polisi sejak Juni tahun 1986, penempatan pertama tugasnya di DitIntelpam Polda Riau dari tahun 1987 sampai 1992.

Bahkan cerita pertama tugasnya, ia dihadapkan untuk melakukan pengamanan Pemilu di sebuah desa tertinggal bernama Desa Kateman di Tembilahan.

Kemudian tahun 1992 ia dipindah tugaskan ke Polsek Kepri Barat dia Sat intel hingga 1998.

Tidak lama kemudian dari tahun 1998 sampai 2000 Sugianto pun bertugas di Pudkodalops kini lebih dikenal Baops. Bertugas di Pudkodalops cerita Sugi ia kerap memulangkan TKI yang bermasalah waktu itu.

Berbagai rentetan waktu penugasan pun dilaluinya hingga tahun 2011 ia mendapat kesempatan jadi perwira ali golongan dan berpangkat Ipda.

Sejak megemban tugas jadi perwira, Sugi juga sering berpindah pindah tugas dan harus memboyong keluarga ikut pindah. 
Tat kala anak dan istri sering juga ditinggal tugas.

"2 tahun lagi saya akan pensiun, namun saya sudah cukup senang. Ada anak yang meneruskan jejak saya sebagai Polwan," ujarnya.

Tidak ingin bercerita panjang lagi, intinya dia ingin mengucapkan selamat HUT Bhayangkara Polri.

"Hal yang paling saya pegang teguh dalam menjalankan tugas adalah semangat dan gigih, saya tidak perna mengeluh dan tidak pernah menolak, jika itu perintah atasan saya selalu siap," katanya.

Tak banyak kata yang disampaikan Sugi, ia hanya berpesan bagi Bhayangkara muda tetap semangat.

"Jadi Polri adalah pengabdian, maka dedikasikan dirimu untuk pertiwi," tutup Sugi berpesan.

(Tribunbatam.id/Ichwan Nur Fadillah/bereslumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved