Ini Reaksi Warga Hong Kong terkait Tawaran Inggris soal Kewarganegaraan
Terkait permasalahan UU keamanan nasional, semua warga Hong Kong mengungkapkan bahwa mereka merasa terluka dengan adanya keputusan perubahan yang ...
TRIBUNBATAM.id, HONG KONG - Terkait permasalahan uu keamanan nasional, semua warga Hong Kong mengungkapkan bahwa mereka merasa terluka dengan adanya keputusan perubahan yang terjadi dalam hidup mereka.
Terutama, dengan adanya pilihan apakah harus menerima tawaran kewarganegaraan Inggris atau tetap berada di Hong Kong dan memperjuangkan kebebasan mereka.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson sebelumnya telah menawarkan lebih dari 3 juta warga yang telah memenuhi syarat untuk mendapatkan paspor Inggris (BNO), sebuah kesempatan untuk tinggal di Inggris dan menjadi warga negara Inggris setelah China menerapkan UU Keamanan Nasional di Hong Kong.
Dilansir The Independent, menurut beberapa warga Hong Kong, meninggalkan rumah serta pekerjaan dan keluarga yang mereka kasihi ke Inggris bukanlah suatu keputusan yang mudah.
Warga Hong Kong lainnya yang saat ini tengah berada di luar negeri juga mengatakan kalau mereka takut jika kembali pulang ke hong kong setelah UU Keamanan Nasional diterapkan daratan utama China.
UU itu akan mudah menghukum siapa saja yang berani protes serta mengurangi otoritas Hong Kong yang sebelumnya bebas dalam berdemokrasi.
Sebagai kritikus Beijing, tidak bisa kembali ke Hong Kong
Theodore (bukan nama sebenarnya), adalah seorang warga Hong Kong yang kini tinggal di Eropa.
Orangtua pria itu kini mendesaknya untuk tidak kembali ke rumah setelah dia menjadi seorang kritikus yang vokal terhadap pemerintah Beijing tahun lalu, dan bahkan pernah muncul di televisi lokal.
"Sangat menghancurkan jiwaku untuk memikirkan bahwa aku tidak bisa kembali ke Hong Kong," ujarnya kepada The Independent.
"Aku tidak bisa membayangkan, tidak bisa berbicara lantang untuk Hong Kong atau pun melawan ancaman jelas yang dilakukan pemerintah China kepada dunia," ujar Theodore.
"Meski pun jika aku tinggal di Inggris dan kembali ke hong kong sekali waktu, aku akan tetap ditahan. Ada pun gagasan tentang tidak bakal bisa pulang selama bertahun-tahun, jika bukan selama dekade, telah menghancurkan hati saya."
Detil dari UU Keamanan Nasional baru mengartikan bahwa jika dia mengkritik tentang ancaman China yang diberikan ke Inggris sementara dia berada di Inggris, hal itu juga dianggap tindakan 'kriminal' di Hong Kong.
Theodore mengatakan dia memiliki 'perasaan campur aduk' terhadap upaya Inggris yang menawarkan hak kewarganegaraan ke Hong Kong sejak pemerintah Inggris "mengambil hak kami untuk tinggal di Inggri pada 1970-1980-an dengan serangkaian UU Kebangsaan."
Impian menjadi Jurnalis
Seorang mahasiswa Sastra Inggris, Ben, yang berharap suatu saat bisa menjadi jurnalis, menjadi takut karena adanya sensor media yang akan diterapkan di Hong Kong. Semuanya kini menjadi rumit.
Menurut Ben, dia ingin melanjutkan studinya di Inggris, namun dia lahir pada 1997 dan orangtuanya tidak berasal dari Hong Kong, jadi dia tidak memenuhi persyaratan untuk memiliki paspor BNO.
Kakak perempuannya, sebaliknya memenuhi syarat itu. Namun, dia memiliki anak yang berusia 4 tahun dan tidak ingin pergi ke luar negeri, ke tempat yang dianggapnya tidak familiar.
Ben mengatakan, banyak warga Hong kini takut terhadap China atau Partai Komunis China (CCP) yang akan "mengirim mereka ke kamp konsentrasi di masa mendatang."
"Saya takut namun masih ingin memperjuangkan kebebasan sampai detik terakhir," ujar Ben.
"Kebanyakan anak muda di Hong Kong percaya mereka bisa memenangkan 'peperangan ini'. Saya punya teman yang punya paspor BNO, tapi hong kong adalah rumah kami."
Saat ini, menurutnya, mereka akan tetap tinggal di Hong Kong sambil mempersiapkan "skenario terburuk".
'Tidak pernah membayangkan'
Lain halnya dengan warga bernama Sam. Sam telah mengkampanyekan hak-hak yang lebih luas terkait pemegang paspor BNO.
Meski dia menyambut baik tawaran Inggris, dia tidak pernah membayangkan rencana besar selama masa pensiunannya.
Dia mungkin akan menyewa rumah dan mungkin suatu hari bisa memiliki sebuah rumah di kota besar seperti Liverpool atau Birmingham, begitu dia dan keluarganya "beradaptasi dengan gaya hidup Inggris".
"Perubahan di Hong Kong sangat menyedihkan," ungkap Sam. "Saya lahir di Hong Kong, tinggal di Hong Kong, menikah, punya anak di hong kong dan saya sangat sedih bahwa saya harus memutuskan sesuatu dalam masa lansia saya-itu adalah langkah besar," ujarnya.
"Kami benar-benar takut terhadap CCP dan kami sangat takut bahwa Hong Kong akan menjadi versi kedua dari Xinjiang, juga sebuah penjara akan dibangun," ujar Sam.
Menurutnya, Hong Kong akan diubah menjadi kota 'polisi'. "Kami takut berjalan di jalanan karena para polisi akan menyetop dan mencari siapa pun," imbuh Sam.
Bahkan menurut Sam, jika orang Hong Kong ditanya status mereka saat ini, mereka akan menjawab, "Hong Kongers" alias warga Hong Kong.
Sam sendiri akan tetap bertahan dan berjuang untuk melihat "siapa yang lebih kuat, siapa yang mati lebih dulu, China atau Hong Kong," ujar Sam.
Namun, dia juga tidak berencana untuk melihat ke 'belakang' (ke Hong Kong) jika dia jadi pindah ke Inggris. (*)
sumber: kompas.com
• Tertidur dengan Televisi Menyala ternyata bisa Bikin Gemuk, Kok Bisa? Ini dia Penjelasannya
• Anak Pejabat Terkenal Tersandung Kasus Sabu, Polisi Berikan Penjelasan
• Kecelakaan Maut, Emak-emak Tewas Ditempat Usai Ditabrak Truk, Pelaku Melarikan Diri
• Pembukaan Bioskop CGV di Batam Tunggu Arahan Pemko, Ini Protokol Kesehatan yang Akan Diterapkan
• 5 Arti Mimpi Melihat Bulan, Melihat Bulan Purnama Pertanda Baik, Bagaimana jika Melihat Bulan Sabit?