Kisah Polisi Sugianto, 34 Tahun Mengabdi, Pernah Bantu Turis Asing ke Pelabuhan Batam Center
Polisi lulusan Bintara tahun 1986 dengan pangkat Brigadir ini memulai tugas di Provinsi Riau kala itu Kepri masih kabupaten.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Hari Bhayangkara ke-74 tahun baru diperingati beberapa hari lalu, tepatnya 1 Juli lalu.
Di balik peringatan Hari Bhayangkara ini, cukup banyak polisi yang berdedikasi dan memberikan inspirasi bagi masyarakat lainnya.
Sebut saja seperti AKP Sugianto. Kini ia menjabat sebagai Wakapolsek Sekupang Batam.
Banyak kisah dan cerita yang dilaluinya saat bertugas jadi polisi. Termasuk tahun lalu, dia mengantarkan turis asing yang tak tahu jalan ke Pelabuhan Batam Center, untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada turis tersebut.
Kurun waktu 34 tahun lamanya meniti karir di kepolisian bukanlah waktu yang singkat bagi Sugianto hingga ia akan memasuki masa pensiun sebagai Bhayangkara. Lebih dari separuh umurnya diabdikan kepada negara dengan menjadi polisi.
Polisi lulusan Bintara tahun 1986 dengan pangkat Brigadir ini memulai tugas di Provinsi Riau kala itu Kepri masih kabupaten.
Sederet cerita suka dan duka dilaluinya dalam penugasan sebagai seorang Bhayangkara abdi negara.
Beberapa daerah di Kepri terkhusus di wilayah hukum Polresta Barelang pernah dirasakan Sugi dalam bertugas.
"Selama di Kepolisian, sukanya banyak, dukanya juga banyak. Pokoknya tenaga dan pikiran dicurahkan agar bagaimana melayani masyarakat," ujar Sugianto.
Sembari duduk di kantin Polsek Sekupang, Rabu (1/07/2020) siang, Sugianto menceritakan pengalamannya saat bertugas.
"Banyak sangat, sebagian saya hampir tidak ingat lagi cerita-cerita itu, tapi saya ucapkan saja apa yang saya ingat paling berkesan ya," lontar Sugi sembari mengusap keningnya.
Bahkan pandangan mata Sugi menatap ke atas, dan dengan santai di atas kursi panjang cerita Sugi berlanjut mengenang ingatannya ke masa lalu.
"Jadi, pada tahun 2000 saya penempatan tugas di Pos Polisi Polsek Kabil, kala itu Nongsa masih disebut Kabil dan Batam masih menyatu dengan Provinsi Riau.
Di ujung Kabil ada kampung Desa Airmas yang dihuni masyarakat suku laut. Jadi ada salah satu warga suku laut namanya Lena, ia pun mengajak saya ke Desa Airmas, saya pun menyaksikan aktivitas warga suku laut yang hanya tinggal di laut dan pelantar bantaran laut bahkan ada yang masih hidup diatas sampan dayung.
Saya masuk di lingkungan suku laut, mereka ini tidak punya agama, hanya punya kepercayaan tradisional. Mereka berkelompok waktu itu ada 22 Kepala Keluarga. Perlahan lahan saya mulai masuk dan menyatu dengan aktivitas mereka," ceritanya.
"Waktu itu saya ingat betul, sampai saya pernah menikahkan anak suku laut, saya ngajak kepala BAZ, Zulkarnain yang saat ini menjabat ketua Kemenag Batam.
Bahkan kapolseknya saya ajak ikut waktu ada pernikahan bagi warga suku laut. Kapolsek itu namanya Kapten Berliando, dia sampai kaget. Bisakamu bina mereka sampai mengenal pernikahan agama dan mengerti cara salat kata Kapolsek sama saya waktu itu, ucap Sugi lagi.
"Seiring berjalannya waktu saya terus berikan pemahaman. Bukan pembinaan iya, nanti saya dikira tokoh agama pula, hanya saja waktu itu saya lebih banyak menghabiskan banyak waktu bersama warga suku laut," ujar Sugi dengan nada tersenyum.