Covid-19 di Amerika Serikat Diprediksi Melonjak Pada Oktober Mendatang, Ada Apa?
Seperti yang dikatakan oleh Science Alert, Senin (6/7/2020). Potensi korban meninggal akibat Covid-19 diperkirakan akan melonjak pada Oktober nanti.
Walau AS telah memborong Remdesivir, Korea Selatan dilaporkan mampu memperoleh obat tersebut dan mulai membagikannya kepada rumah sakit.
Pasokan obat Remdesivir yang diperoleh Korsel adalah hasil sumbangan Gilead Sciences. Korsel pun tengah merundingkan pembelian obat tersebut dengan Gilead, kata Pusat Pengendalian Penyakit Korea sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
"Pasien yang dapat diberikan Remdesivir terbatas pada pasien kasus berat dengan pneumonia dan memerlukan terapi oksigen," sebut lembaga itu.
Sebelumnya, regulator Inggris mengatakan ada cukup bukti untuk menyetujui penggunaannya pada pasien Covid-19.
Data awal menunjukkan obat itu dapat mengurangi waktu pemulihan sekitar empat hari, tetapi belum ada bukti bahwa obat itu akan menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Jadi Pusat Wabah Covid-19 di Amerika Serikat, New York Catat Angka Kematian Harian Menurun
Amerika Serikat merupakan negara di dunia dengan jumlah kasus virus Corona atau Covid-19 tertinggi.
Salah satu wilayah yang menjadi pusat penyebaran Covid-19 adalah New York.
New York mencatat jumlah kasus Covid-19 yang sangat tinggi hingga disebut paling parah.
Dalam satu hari, berdasarkan data Worldometer, kasus positif yang terkonfirmasi pernah mencapai 11.661 kasus pada 15 April 2020.
Sementara angka kematian tertinggi ada di angka 1.025 kasus pada 17 April 2020.
Namun, melansir NBC New York, Senin (29/6/2020), otoritas kesehatan negara bagian ini menyebut angka kematian harian di wilayah ini pada Sabtu (27/6/2020) hanya terdapat 5 kasus.
Angka ini disebut menjadi jumlah kematian terendah di wilayah itu jika merujuk laporan dari pemerintah setempat yang masuk sejak 15 Maret lalu.
Ini menjadi angka kematian satu digit pertama di sana sejak pandemi terjadi.
Grafik kasus kematian harian di New YorkLaman resmi pemerintahan New York Grafik kasus kematian harian di New York.
Khawatir jumlah kasus kembali naik
Data ini tentu menjadi catatan baik untuk proses penanganan wabah di wilayah yang dijuluki sebagai The Big Apple ini.
Namun Gubernur New York, Andrew Cuomo mengkhawatirkan kasus di wilayahnya akan kembali naik karena transmisi virus yang terjadi antar warga AS yang datang dari negara bagian lain.
"Saya sekarang takut akan penyebaran yang datang dari masyarakat negara bagian lain, karena kami (AS) adalah satu negara dan orang-orang bebas bepergian.
Saya khawatir tingkat infeksi di negara-negara lain akan kembali ke New York dan menaikkan tingkat itu lagi," kata Cuomo.
Menyikapi angka kasus yang terus menurun, sejumlah negara bagian, termasuk New York, memang sudah berencana kembali membuka wilayahnya dari kuncian.
Bahkan wilayah ini sudah memasuki fase lebih lanjut dari rencana pembukaan wilayah masing-masing.
Namun demikian, untuk mencegah terjadinya penularan dari masyarakat negara bagian lain, pemerintah memberlakukan pembatasan bagi orang luar New York untuk memasuki wilayahnya.
Pembatasan ini terutama diberlakukan bagi orang-orang yang datang dari wilayah dengan angka penularan yang tinggi.
Amerika Serikat sejauh ini diketahui sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Hingga Senin (29/6/2020), total kasus infeksi di negara ini sudah melebihi angka 2,6 juta kasus.
Di antara kasus-kasus positif itu, 128 ribu lebih kasus kematian dicatatkan.
Meskipun begitu, para ahli kesehatan meyakini jumlah infeksi yang sesungguhnya terjadi 10 kali lebih banyak dari kasus yang dilaporkan.
(*)
• Tak Terima Anjingnya Mati, Bule Amerika Serikat Siksa Remaja Mentawai hingga Babak Belur
• 5 Orang Tewas, Perayaan HUT Amerika Serikat Diwarnai 39 Penembakan di New York City
• Konflik China dan Amerika Memanas, 2 Kapal Induk AS akan Menuju Laut China Selatan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diprediksi Oktober Covid-19 di AS Melonjak, Masker Bisa Kurangi Potensi Kematian".