China Diduga Memaksa Warga Tionghoa di Amerika Serikat Untuk Pulang, Direktur FBI Melarang Tegas

Pejabat China mencoba untuk memaksa warga Tionghoa di Amerika Serikat kembali ke kampung halamannya. Direktur FBI, Christopher Wray melarang tegas.

kompas.com
Direktur FBI Christopher Wray (kiri) dan Direktur CIA Mike Pompeo (kedua kiri) saat sidang dengar pendapat dengan Senat di Capitol Hill, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (13/2/2018). China panggil warga Tionghoa di AS untuk pulang, FBI melarang. 

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Ketegangan antara China dengan Amerika Serikat ( AS) terus berlanjut.

Terbaru, pejabat China mencoba untuk memaksa warga Tionghoa di Amerika Serikat kembali ke kampung halamannya.

Semua itu diketahui oleh Direktur FBI, Christopher Wray.

Sebagaimana dilansir dari ABC News, Rabu (8/7/2020) Christopher Wray mengungkapkan tanggapannya terkait tragedi ini.

Wray meminta warga Tionghoa di AS untuk mengontak FBI jika mereka dipaksa untuk kembali ke China.

Dia menuduh China menggunakan spionase, pencurian siber, pemerasan, dan cara-cara lain sebagai bagian dari strategi untuk menggeser dominasi AS di bidang ekonomi dan teknologi di dunia.

Pria China Paling Keji, Mengaku Bersalah sebelum Dieksekusi Mati

Dia mengatakan pemimpin China, Xi Jinping, telah membuat program yang diberi nama Fox Hunt.

Program tersebut, menurut Wray, bertujuan untuk membungkam kritik terhadap kebijakan politik China dan melanggarhak asasi manusia.

Di bawah rencana itu, para mereka berusaha menekan orang-orang Tionghoa yang tinggal di luar negeri sekaligus dianggap sebagai ancaman.

Para anggota keluarga yang menolak kembali ke China telah diancam. Beberapa anggota keluarganya di China bahkan ditangkap atas tuduhan memengaruhi.

"Ratusan korban Fox Hunt yang mereka targetkan tinggal di AS. Banyak di antara mereka adalah warga negara Amerika," kata Wray.

Kedutaan Besar (Kedubes) China di AS belum mengomentari pernyataan Wray.

Sementara itu, China membantah menyerang AS dengan spionase siber.

Wray menceritakan sebuah kasus bahwa Pemerintah China mengirim seorang utusan ke AS untuk mengunjungi salah satu anggota keluarga.

Utusan itu memberikan pilihan kepada orang itu bahwa dia dapat memilih antara kembali ke China atau melakukan bunuh diri.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved