PRAKIRAAN CUACA HARI INI

BMKG Prediksi Tinggi Gelombang 3 Wilayah Ini Mencapai 1 Meter, Kondisi Cuaca Diprakirakan Berawan

Kondisi cuaca ini disebabkan, kelembapan udara yang cenderung rendah di wilayah Kepri kurang mendukung pembentukan awan hujan.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Bereslumbantobing
Awan hitam di Kecamatan Sekupang, Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (14/6/2020). Secara umum, BMKG memprediksi cuaca Kepri berawan, meski berpotensi hujan lokal. 

Sementara itu, tujuan diterapkannya TMC di Kota Batam tak lain adalah untuk menambah ketersediaan air baku di waduk-waduk, guna mencegah potensi krisis air di musim kemarau.

Sehingga, masa musim penghujan di bulan Juni 2020 ini dinilai sebagai opsi terbaik.

"Kami perhatikan pertimbangan ekonomi juga. Sebab, teknologi ini cukup mahal, sehingga diharapkan hasilnya maksimal," tambah Sutrisno.

Dalam operasinya, Tim TMC senantiasa berkoordinasi dengan BMKG dan BP Batam. Teknologi ini telah diterapkan selama 13 hari dari total masa waktu 30 hari lamanya.

Penjelasan BMKG

Sejumlah masyarakat Kota Batam masih sulit membedakan mana hujan buatan dan hujan alami.

Memang, curah hujan di Kota Batam cenderung meningkat. Kondisi serupa diketahui juga terjadi di Singapura.

"Hari ini ada berita kalau hujan ini adalah hujan buatan BP Batam. Bingung juga kita. Kalau hujan buatan, kenapa di Tanjungpinang, Medan, Karimun dan beberapa lainnya ada hujan. Hebat dong BP Batam atas hujan ini," ujar seorang warga Batam, Mangatur Simbolon, Selasa (23/6/2020) siang.

Mereka pun masih meragukan kebenaran informasi itu. Warga itu mengatakan, lebih masuk akal jika musim kemarau lalu tiba-tiba ada hujan.

"Tapi sebulan terakhir memang hujan deras kan mengguyur kota ini khususnya pagi hari," timpal Hotman warga lain yang kebetulan bersamaan duduk saat dimintai tanggapan Tribun.

Diperas Aparat Penegak Hukum, 64 Kepala Sekolah Ramai-ramai Mengundurkan Diri

Jelang MotoGP Spanyol, Vinales Catat Waktu Tercepat Test Jerez, Maruqez 3, Valentino Rossi 16

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun angkat bicara soal hujan buatan ini.

Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas l Hang Nadim Batam Suratman menjelaskan, hujan dibuat dengan proses fisika.

Hujan buatan ini dibuat oleh manusia dengan teknik menambahkan curah hujan.

Cara membuat hujan ini adalah dengan penyemaian awan atau yang dikenal dengan cloud seeding.

Cloud seeding ini membuat awan menggumpal dan di semai sehingga akan memberikan efek berupa turun hujan.

"Misalnya, di atas langit permukaan Dam Duriankang ada gumpalan awan rendah. Nah, pada kondisi ini disuntikan suatu zat. Sehingga, awan itu turun menjadi cairan air yang disebut hujan. Dan kondisi ini pun, efektif hanya satu jam saja. Nah untuk awan yang tinggi dipakai cairan garam. Jadi hujan buatan bukan seluruh Batam ini hujannya. Tapi ada titik tertentu saja yang awannya lebih banyak," jelas Suratman.

Ia mengatakan, Juni ini memang curah hujan cukup tinggi di Kepri. Sebab kata dia, penyebabnya ada pergeseran cuaca.

Puncak hujan sedianya adalah Mei lalu. "Tapi bergeser ke Juni ini. Hari ini (Selasa) arah angin dominan dari Selatan dan Barat daya ke Utara. Kecepatan angin antara 5-30 km/jam.Temperatur 23-30 derajat, masih kondusif bagi dunia penerbangan," terangnya.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Hening Sekar Utami/Leo Halawa)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved