KENALKAN NAMANYA Anatasya, Jual Tisu untuk Beli Kuota Internet, Pinjan Ponsel untuk Belajar Daring

Untuk mendukung pembelajaran secara daring Anatasya meminjam ponsel tetangganya setiap hari. Ia juga berjualan tisu untuk membeli paket internet

TRIBUN MEDAN
Tasya menjajakan tisu di perempatan traffic light di Kota Medan, Ahad (26/7/2020). Uang hasil penjualan tisu itu dimanfaatkan Tasya untuk beli paket internet guna pembelajaran daring. 

Tasya menuturkan bahwa dari hasil menjual tisu ini, ia bisa mendapatkan uang sebesar Rp 50 ribu per hari, namun tidak secara menentu.

Tasya sendiri berniat mengumpulkan uang untuk membeli ponsel sendiri.

Beda 10 Hari, Kadisdik Karimun Pertimbangkan Opsi Pengumuman Daring untuk Kelulusan Siswa SD dan SMP

Syarat dan Pendaftaran Siswa Baru di Anambas, Dibuka secara Daring dan Luring

Ia menuturkan bahwa ia mengakui rasa sulit harus meminjam ponsel setiap hari dari tetangganya.

"Susah pastinya karena minjam-minjam handphone orang setiap pagi, itu pun segan membangunkan orang pagi-pagi," ujarnya.

Setiap pagi, Tasya meminjam ponsel tetangganya mulai pukul 08.00 pagi saat pembelajaran dimulai dan akan dikembalikan setelah pembelajaran selesai.

Selain itu, Tasya mengakui bahwa pembelajaran daring ini kurang efektif lantaran beberapa guru hanya memberikan tugas tanpa ada penjelasan yang dapat dimengerti dirinya.

BELAJAR DARING - Empat pelajar sekolah di Jalan Nangka, Gang Stial terpaksa nebeng WiFi milik tetangga untuk mengikuti pelajaran daring karena orangtua tak mampu beli kuota internet, Kamis (23/7/2020).
BELAJAR DARING - Empat pelajar sekolah di Jalan Nangka, Gang Stial terpaksa nebeng WiFi milik tetangga untuk mengikuti pelajaran daring karena orangtua tak mampu beli kuota internet, Kamis (23/7/2020). ((Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad))

"Pembelajarannya kurang, kadang tidak masuk ke otak, jadi kurang pengertian kalau cuma sekilas aja dijelaskan. Gurunya hanya memberi tugas saja banyak-banyak," ucap Tasya.

Tasya yang bercita-cita ingin jadi bagian dari Angkatan Darat ini ingin sekali memiliki ponsel agar dapat belajar dengan serius.

"Pengen banget punya HP dan ingin bergabung dengan teman-teman untuk kembali belajar, semoga pandemi ini cepat berlalu agar tidak ada lagi belajar online," ucapnya.

Ditemui di tempat terpisah, Nova Ariyani, ibu Tasya tampak sedang menjahit sebuah alas keset kaki di sebuah rumah sederhana yang ia tempati bersama ketiga anaknya.

Nova yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dan penjahit keset kaki ini juga turut mengungkapkan rasa sedihnya belum mampu membelikan Tasya ponsel untuk belajar.

Peniadaan UN 2020 Jadi Catatan Sejarah Rapat Daring Pertama antara DPR-Pemerintah

Jika Sekolah Bisa Gelar Ujian Daring dari Rumah Siswa, UNBK Bisa Tetap Digelar, Tapi…

"Dia ini belum punya handphone, jadi kalau dia mau belajar ini pakai punya tantenya.

Dia kan sudah SMP, jadi belajar online tidak ada HP ini kan susah.

Kadang kasihan juga saya melihat dia.

Beli paket terus, kalau iya ada duit kalau tidak ya bagaimana saya belikan dia paket.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved