Kisah PSK Online di Semarang: Mengaku Dari Ayam Kampus, Diajak Nikah Siri, Sekarang Jualan Baju

Selama pandemi covid-19, banyak dijumpai sejumlah perempuan menawarkan diri melalui media sosial termasuk Facebook.

independent.co.uk/ Serambi Indonesia
ilustrasi PSK: Kisah PSK Online di Semarang 

Sejak menempuh pendidikan di sebuah universitas di Kota Semarang, Bunga (nama samaran), sudah mulai terbiasa melakukan hubungan badan di luar nikah.

Semula hal itu ia lakukan bersama pacar yang dikenalnya sejak semester 2.

Namun lambat laun ketika ditinggal sang pacar, Bunga merasa perlu melampiaskan hasrat nafsunya kepada seseorang.

Terlebih saat itu dia butuh duit.

"Bapak ibu di kampung halaman belum bisa memenuhi kebutuhan saya di kota. Apalagi kadang saya telat bayar kuliah, karena kondisi ekonomi orangtua."

"Sempat malu dengan teman-teman. Makanya saya sempat ditawari teman untuk mencoba menjual diri. Tapi ajakan itu tidak langsung saya iyakan," ucapnya.

Bunga semula hanya berani melakukan VCS (video call sex) atau mengirim foto-foto bugilnya, kepada pria hidung belang yang dikenalnya melalui media sosial.

Sebagai gantinya, Bunga mendapatkan pulsa sesuai tarif yang sudah dia atur.

"Lumayanlah untuk tambah-tambahan di sini. Tapi itu pun hanya di saat tertentu saja. Tidak rutin tiap hari," katanya.

Usai lulus kuliah, Bunga mencoba mencari pekerjaan ke berbagai tempat.

Namun selang satu tahun, pekerjaan yang dia idamkan tak kunjung didapat.

Karena frustrasi, akhirnya Bunga mencoba jual diri di media sosial.

"Saya awalnya pilih-pilih. Tidak semua orang yang mengajak saya kencan, saya iyakan."

"Cenderung pilih yang masih muda-muda. Soalnya masih takut kalau ada apa-apa. Setidaknya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar kos," jelasnya.

Dalam semalam, Bunga hanya membatasi maksimal dua pria orang hidung belang saja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved