Pertama Kali Dalam Sejarah, Pelaksanaan Haji 2020 Hanya Lewati Satu Miqat, Ada Apa?

Serangkaian protokol kesehatan diberlakukan pada ibadah haji 2020 demi mencegah penyebaran virus Corona. Untuk pertama kalinya hanya lewati satu miqat

Tribun Batam/Candra P. Pusponegoro
ILUSTRASI - Pertama kali dalam sejarah, pelaksanaan Haji dengan satu Miqat. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, MEKKAH - Di tengah wabah virus Corona atau Covid-19 yang melanda dunia, ibadah haji 2020 tetap dilaksanakan.

Serangkaian protokol kesehatan diberlakukan demi mencegah penyebaran virus tersebut.

 Jemaah haji tahun 2020 ini pun dikabarkan hanya melewati satu miqat.

Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah pelaksanaan haji.

Miqat merupakan istilah yang mengacu pada batas tempat awal bagi para jemaah untuk memakai pakaian ihram.

Singkatnya, di tempat itulah para jemaah mulai mengerjakan rangkaian ibadah haji.

Identik dengan Qurban, Simak Sejarah dan Makna Idul Adha, Dikenal dengan Lebaran Haji

Biasanya, ada lima lokasi miqat untuk memulai haji.

Empat di antaranya telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Sementara, miqat kelima dipilih oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Dilansir dari Arab News, Minggu (26/7/2020), pelaksanaan haji tahun ini hanya menggunakan satu miqat, yaitu di Qarn al-Manazil yang berada di timur laut Mekkah.

Para jemaah diharapkan untuk menuju ke miqat Qarn al-Manazil karena lokasinya paling dekat menuju Mekkah.

Miqat Qarn Al-Manazil

Miqat Qarn Al-Manazil dianggap oleh para sejarawan sebagai miqat bagi orang-orang Najd atau para jemaah haji dari negara-negara Teluk dan Asia Timur saat ini.

Istilah Qarn Al-Manazel mengacu pada gunung yang membentang dari utara ke selatan dengan air mengalir di kedua sisinya.

Inilah alasan mengapa tempat itu juga dikenal dengan al-Sail al-Kabir.

Di tempat itu juga, terdapat salah satu masjid terbesar di Arab Saudi, yaitu Masjid al-Sail al-Kabir yang dilengkapi dengan layanan modern untuk jemaah haji.

Profesor sejarah dan peradaban Universitas Umm al-Qura, Mekkah Dr Adnan al-Sharif menyebut miqat itu memiliki keterkaitan dengan kehidupan Nabi Muhammad.

"Tempat itu terkait dengan kehidupan Nabi, yaitu ketika Nabi melewatinya selama pengepungan Taif. Menurut beberapa catatan sejarah, Nabi melewati 'Qarn' yang berari Qarn Al-Manazel," jelas Adnan.

Menurut Adnan, Pemerintah Arab Saudi telah merawat miqat Qarn Al-Manazil dengan baik dan menyediakan fasilitas bagi para jemaah yang datang, baik untuk umrah maupun haji.

Seperti diketahui, pelaksanaan haji kali ini hanya diikuti oleh sekitar 1.000 jemaah karena pandemi virus Corona.

Arab Saudi sebelumnya telah mengumumkan warga mukim dari 160 negara berbeda terpilih untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini.

Dari total jemaah yang akan mengikuti haji tahun ini, 70 persen adalah warga mukim yang tinggal di sana, sementara 30 persen lainnya merupakan penduduk asli Arab Saudi.

Kementerian Dalam Negeri juga telah melarang warga untuk memasuki lokasi haji (Mina, Muzdalifah, dan Arafah) terhitung sejak Senin (20/7/2020) hingga Minggu (2/8/2020).

Menurut Direktorat Jenderal Paspor, individu dan perusahaan yang mengangkut jemaah haji tanpa izin akan menghadapi hukuman berat karena melanggar hukum.

Hukuman denda dimulai dari 2.666 dollar AS atau sekitar Rp 39,5 juta untuk setiap jemaah yang ikut secara ilegal dan penjara 15 hari untuk pelanggar pertama kalinya.

Hukuman itu akan berlipat ganda ketika warga kembali melanggarnya.

Sementara denda maksimal adalah 13.330 dollar AS atau sekitar Rp 197 juta dan enam bulan kurungan, di samping penyitaan kendaraan.

Pihak keamanan juga telah menempatkan petugas pada titik-titik tertentu untuk mencegah masuknya jemaah haji ilegal.

Libatkan Lebih dari 3.500 Pekerja, Begini Persiapan Arab Saudi Untuk Ibadah Haji 2020

Persiapan menjelang pelaksanaan ibadah haji 2020 mulai dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Tentunya fokus pada langkah-langkah kesehatan di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 ini.

Semuanya demi mengantisipasi ancaman penyebaran Covid-19 untuk ibadah haji 2020.

"Persiapan dan tindak lanjut tim pemeliharaan sedang dilakukan setiap hari untuk mempersiapkan musim ini," kata Penasihat Ketua Dewan Otoritas Pengembangan Wilayah Mekkah, Alaa al-Nofaie, dilansir dari Arab News, Jumat (24/7/2020).

"Pemerintah juga memastikan bahwa layanan di Mekah dan di tempat-tempat suci berada pada tingkat kesiapan tertinggi meskipun jumlah peziarah tahun ini sedikit," lanjut dia.

Sementara itu, seorang pejabat di Dewan Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Abdulhamid al-Maliki mengatakan, situasi mendesak karena pandemi virus Corona memerlukan upaya dari semua pihak untuk mamastikan kemanan, kesehatan, dan layanan jemaah.

Menurut dia, lebih dari 3.500 pekerja terlibat dalam pembersihan besar-besaran di Masjidil Haram, Mekkah.

Dewan itu juga mengawasi secara langsung program disinfektasi sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memerangi wabah virus.

Para pekerja menggunakan 54.000 liter disinfektan ramah lingkungan dan 95 peralatan untuk operasi pembersihan harian di tempat suci itu.

Pihak keamanan juga telah membuat jalur pembatas di sekeliling Ka'bah serta antara bukit Safa dan Marwah.

Selain itu, pintu masuk ke Kota Mekkah dan area Masjidil Haram hanya akan diizinkan bagi jemaah yang memiliki izin resmi.

"Hanya mereka yang telah diizinkan oleh Kementerian Haji yang boleh melaksanakan ibadah haji," kata Komandan Kemanan Haji Mayor Jenderal Zayed al-Tuyan.

Bagi individu dan perusahaan yang mengangkut jemaah haji tanpa izin akan menghadapi hukuman berat karena melanggar hukum.

Hukuman denda dimulai dari 2.666 dollar AS atau sekitar Rp 39,5 juta untuk setiap jemaah yang ikut secara ilegal dan penjara 15 hari untuk pelanggar pertama kalinya.

Hukuman itu akan berlipat ganda ketika warga kembali melanggarnya.

Sementara denda maksimal adalah 13.330 dollar AS atau sekitar Rp 197 juta dan enam bulan kurungan, di samping penyitaan kendaraan.

Ekonom Fadhel al-Buainain mengatakan, meski kondisi ekonomi negara sedang sulit karena penangguhan umrah dan pembatasan jumlah haji, Arab Saudi telah mengatumakan keselamatan umat Islam.

Sementara itu, Dewan Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah meluncurkan platform interaktif untuk jemaah selama pelaksanaan ibadah haji.

(*)

Jemaah Haji 2020 Kloter Pertama telah Tiba di Mekah, Ini Kata Mereka yang Terpilih

Jemaah Haji 2020 Gelombang Pertama Tiba di Jeddah, Gunakan Jalur Khusus di Bandara

Batal Berangkat Haji Tahun Ini, 1390 Jemaah Ajukan Pengembalian Setoran Pelunasan Biaya Haji

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Haji 2020: Pertama Kali dalam Sejarah, Pelaksanaan Haji dengan Satu Miqat".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved