Korea Utara Terapkan Aturan Berlapis Untuk Cegah Pembelot, Wajib Tandatangani Dokumen Khusus

Untuk mencegah adanya pembelot, Korea Utara dilaporkan menerapkan aturan berlapis bagi warganya. Warga harus menandatangani sebuah dokumen berisi ini.

Ed JONES / AFP
ILUSTRASI - Cegah adanya pembelot, Korea Utara terapkan aturan berlapis. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, PYONGYANG - Dugaan kasus virus Corona atau Covid-19 untuk pertama kalinya dilaporkan oleh Korea Utara.

Kasus tersebut berasal dari pembelot yang kabur dari Korea Selatan ke negaranya.

Bersamaan dengan itu, Korea Utara dilaporkan menerapkan aturan berlapis bagi warganya.

Tentunya untuk mencegah adanya pembelot ke negara tetangga.

Dalam laporan yang beredar, warga harus menandatangani sebuah dokumen yang menekankan "mereka tak bakal membelot" jika bepergian ke China.

Selain itu, warga Korea Utara juga diharuskan menunjukkan dokumen yang dibubuhi cap jari, dan konfirmasi mereka tidak akan kabur.

Jepang Akan Buat Persenjataan Jarak Jauh Terbaru, Siap Menangkis Rudal Korea Utara

Aturan berlapis itu, yabg dilaporkan diterapkan pada awal Juli, menyebabkan gangguan besar bagi 25 juta orang yang hendak pergi bekerja atau menghadiri pernikahan.

Kepada Radio Free Asia, warga yang mengaku tinggal di Provinsi Hamgyong Utara menceritakan betapa rumitnya aturan mencegah pembelot tersebut.

Kepada petugas pemeriksaan, masyarakat harus mengucapkan janji mereka tak akan membelot seraya menunjukkan sertifikat kewarganegaraan dan referensi karakter.

"Membubuhkan cap jari sebenarnya bukan hal sulit. Tapi sangat merepotkan mengingat masih ada dokumen tamabahn yang harus ditunjukkan," jelasnya.

Warga anonim itu mengungkapkan, orang-orang merasa resah karena setiap kali mereka ke perbatasan, mereka diperlakukan seperti calon pembelot.

Dilansir Daily Mirror Jumat (31/7/2020), aturan itu merupakan respons Pyongyang setelah pamflet propaganda melawan mereka diterbangkan dari Korea Selatan.

Merujuk kepada laporan yang ada, sejumlah warga mengeluh mereka jadi melewatkan banyak acara penting karena tidak siap dengan dokumen yang dibutuhkan.

Seperti salah satu warga di Provinsi Ryanggang, dekat perbatasan China, mengisahkan dia harus menyertakan tak hanya kartu identitas.

Tetapi juga lima sertifikat berbeda dan pernyataan tertulis mengenai janji tak bakal kabur ketika berada di pos pemeriksaan.

Jika ada yang sampai kabur, maka kerabat mereka akan jadi obyek hukuman pemerintah Korea Utara. Termasuk ancaman diasingkan.

Pada awal Juli, setidaknya ada 30 keluarga di negara komunis tersebut yang diasingkan setelah kerabat mereka menghilang saat bekerja di perbatasan.

Kabar itu muncul setelah Korut memberlakukan aturan pencegahan virus corona, dengan pemindaian wilayah dan penyediaan alat pelindung diri digelar.

Pada dua pekan lalu, Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un mengumumkan status darurat setelah seorang pembelot terinfeksi virus corona ketika kembali.

Si pembangkang disebutkan kabur melalui Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 2017, dan kembali pulang dengan menyelinap di pipa pembuangan dan berenang.

Pakar: Korea Utara Salahkan Korea Selatan Atas Dugaan Kasus Covid-19 Pertamanya

Korea Utara tampak menyalahkan Korea Selatan atas dugaan kasus infeksi virus Corona atau Covid-19 pertama mereka.

Semua itu berdasarkan penilaian pakar yang dikutip media Perancis AFP pada Senin (27/7/2020).

Pyongyang disebut memanfaatkan kembalinya seorang pembelot dari Korea Selatan untuk mempersalahkan Seoul atau kasus ini.

Pyongyang langsung menerapkan lockdown di perbatasan kota Kaesong yang melaporkan adanya dugaan kasus infeksi Covid-19 yang dialami seorang pembelot yang baru menyeberangi Korea Selatan menuju Korea Utara.

Empat bulan lamanya pihak Korea Utara telah membantah, mengatakan negara itu tidak memiliki satu pun kasus infeksi Covid-19.

Padahal negara itu berbatasan dengan China, yang merupakan pendukung diplomasi utama dan partner dagang Korea Utara, membuat banyak pengamat skeptis.

Pejabat Seoul mengatakan pada Senin (27/7/2020) bahwa pria pembelot itu tidak pernah dikonfirmasi mengidap virus Corona atau menjadi pasien Covid-19 di Korsel.

Pihak Korsel telah melakukan lebih dari 1,5 juta uji virus Corona sebagai bagian dari "pelacakan, tes dan perawatan" masif yang membuat wabah di negara itu berada dalam kontrol yang tepat.

Pakar mengatakan pihak Korea Utara sepertinya sudah memiliki kasus infeksi virus dan Pyongyang sedang mencoba menyalahkan Seoul atas wabah tersebut dibandingkan menyalahkan rekan mereka, Beijing.

Pakar Analis Korea Utara dari eks pemerintahan Amerika Serikat (AS), Rachel Lee mengatakan bahwa, "Korea Utara sednag mencoba menggunakan kembalinya pembelot untuk menyalahkan Korea Selatan atas wabah virus Corona yang sebenarnya sudah terjadi."

Hal itu dianggap Lee bisa mengesankan penjagaan keamanan garis depan Korea Selatan sangat lemah dan bahkan mengklaim bahwa Korsel sengaja mengirim kembali pembelot ke Korut untuk menyebar virus di sana.

Seorang pakar Korea dari Kelompok Krisis Internasional, Duyeon Kim menambahkan bahwa dengan menyalahkan kasus impor dari Selatan, Korut "bisa melegitimasi dan dengan terbuka menerima" bantuan dari Seoul.

Korea Utara juga semakin bisa ke depannya menggambarkan betapa pembelot adalah musuh bagi negara itu.

Sebelumnya, Pyongyang telah berulang kali mengecam tindakan para pembelot dan pemerintah Seoul pada beberapa pekan lalu.

Hubungan Korut-Korsel memanas akibat pembelot kerap mengirim balon propaganda anti-Pyongyang di perbatasan kedua negara itu.

Puncaknya, Pyongyang menghancurkan kantor penghubung 2 negara itu di perbatasan.

Korea Utara Bangun Peternakan Ayam, Kim Jong Un Berharap Bisa Cegah Kelaparan Rakyatnya

Kim Jong Un tampak mengunjungi peternakan ayam yang tengah dibangun Korea Utara.

Dalam kunjungan tersebut, Kim Jong Un berharap dapat mencukupi kebutuhan makanan rakyatnya.

Sebagaimana telah dilaporkan oleh media resmi pemerintah KCNA, Kamis (23/7/2020) kemarin.

Kim melakukan pengecekan lapangan ke lokasi pembangunan petrnakan ayam Kwangchon di Hwangju, Provinsi Hwanghae Utara, sebagaimana dilansir dari Yonhap News Agency, Kamis.

"Pembangunan peternakan ayam adalah sesuatu yang telah direncanakan partai dan partai telah melakukan banyak upaya sejak dulu,” kata Kim.

KCNA menyatakan Kim menekankan bahwa semua pekerja harus didorong untuk sepenuhnya menampilkan kesetiaan dalam pembangunannya yang sesuai dengan niat mulia Partai Buruh.

Kim mengatakan bahwa peternakan ayam di Korea Utara sebagian besar dibangun pada 20 tahun lalu. Jadi peternakan-peternakan ayam di Korea Utara bisa dikatakan telah ketinggalan zaman.

Oleh karena itu, pembangunan peternakan ayam Kwangchon diharapkan menjadi model atau contoh dalam memodernisasi semua peternakan ayam di seluruh negeri.

Dia menyatakan puas dengan proses pembangunan peternakan ayam tersebut. Dia juga menekankan agar para pekerja tetap terus bekerja supaya proyek tersebut kelar sesuai jadwal.

Perjalanan Kim ke proyek pembangunan peternakan ayam tersebut sepertinya bertujuan untuk memperkuat persatuan internal dengan berfokus pada peningkatan mata pencaharian masyarakat.

Itu karena usaha melawan virus Corona yang telah berlangsung berlarut-larut membuat perekonomian Korea Utara semakin melemah.

Diberitakan sebelumnya rakyat Korea Utara diimbau untuk memakan terrapin (sejenis kura-kura di air tawar) karena mereka dilaporkan kekurangan bahan makanan.

Selain menghadapi virus Corona yang membuat perekonomian melemah, jutaan rakyat Korea Utara harus berhadapan kelaparan karena sanksi yang dijatuhkan PBB karena kebijakan Kim Jong Un yang menggelar uji coba senjata nuklir.

Sealin itu penutupan perbatasan karena mewabahnya virus Corona juga membuat masyarakat Korea Utara semakin kesulitan mendapatkan makanan.

Dalam lawatannya tersebut, Kim ditemani oleh adik perempuannya Kim Yo-jong, Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara Pak Jong-chon, dan anggota partai lainnya menurut KCNA.

(*)

Singapura hingga Amerika Serikat Alami Resesi, Ekonomi Korea Utara Justru Tumbuh Positif

Kembangkan Senjata Nuklir, Kim Jong Un Sebut Masa Depan Korea Utara Terjamin

Usai Kim Jong Un Umumkan Keadaan Darurat, Korea Utara Perketat Skrining Covid-19

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cegah Adanya Pembelot, Korea Utara Terapkan Aturan Berlapis".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved