VIRUS CORONA
Bukan AS atau China, Rusia Temukan Vaksin Covid-19 Pertama Bernama Sputnik V
Bukan Amerika Serikat atau China, justru Rusia yang menciptakan vaksin Covid-19.
Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id, RUSIA - Bukan Amerika Serikat atau China, justru Rusia yang menciptakan vaksin Covid-19.
Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan putrinya telah disuntik vaksin bernama Sputnik V itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (11/8/2020) mengumumkan, negaranya telah menciptakan vaksin virus corona pertama.
Ia menerangkan, vaksin Covid-19 tersebut menawarkan "kekebalan berkelanjutan" terhadap virus corona.
"Pagi ini, untuk pertama kalinya di dunia, vaksin untuk melawan virus corona baru saja didaftarkan di Rusia," katanya dalam penggilan video dengan para menteri yang disiarkan televisi.
"Salah satu putriku sudah disuntik vaksin ini. Saya pikir ini membuatnya ikut serta dalam percobaan," ujar Putin dikutip dari AFP.
• Vaksin Covid-19 Sudah Disuntikan ke Putri Presiden Putin, Hasilnya Luar Biasa
Kirill Dmitriyev, Kepala Yayasan Investasi Langsung Rusia yang mendanai proyek vaksin virus corona berujar, Fase 3 bakal dimulai pada Rabu (12/8/2020).
Kemudian seperti dilansir AFP Selasa (11/8/2020), tahap produksi massal vaksin tersebut bakal digeber pada September mendatang.
"Kami telah menyaksikan ketertarikan luar biasa ditunjukkan oleh negara lain untuk vaksin yang dikembangkan Institut Gamaleya," papar Dmitriyev.
Dia mengklaim setidaknya ada 20 negara di dunia yang mengajukan "aplikasi permintaan awal" dengan total mencapai satu miliar dosis.
Dmitriyev menjelaskan bersama mitra luar negerinya, Rusia siap untuk mengirimkan 500 juta vaksin per tahun kepada lima negara.
Adapun penamaan Sputnik V itu merujuk kepada program luar angkasa era Uni Soviet, di mana saat itu Moskwa terlibat Perang Dingin dengan AS.
Lebih lanjut, Dmitriyev mengecam media yang "melakukan serangan terkoordinasi dan sangat hati-hati" untuk mendiskreditkan obat mereka.
Menyoroti Soviet yang sempat bekerja sama dengan AS dalam program luar angkasa, dia meminta negara lain melakukan dialog konstruktif.