VIRUS CORONA
Bukan AS atau China, Rusia Temukan Vaksin Covid-19 Pertama Bernama Sputnik V
Bukan Amerika Serikat atau China, justru Rusia yang menciptakan vaksin Covid-19.
“Mengapa semua perusahaan mengikuti aturan, tetapi perusahaan Rusia tidak? Aturan untuk melakukan uji klinis tertulis dalam darah.
Aturan tidak bisa dilanggar, ” kata Direktur Eksekutif ACTO Svetlana Zavidova mengatakan kepada outlet berita Amerika.
''Ini adalah kotak pandora dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada orang yang disuntik dengan vaksin yang belum terbukti. ”
Vadim Tarasov, seorang ilmuwan top di Universitas Sechenov Moskow, tempat uji coba berlangsung, mengatakan Rusia selangkah di depan dari negara soal pembuatan vaksin COVID-19, karena telah menghabiskan 20 tahun terakhir mengembangkan keahlian dan memahami bagaimana virus menular.
Teknologi di balik vaksin Rusia didasarkan pada adenovirus, flu biasa.
''Dibuat secara artifisial, protein vaksin mereplikasi protein COVID-19 dan memicu "respons kekebalan yang mirip dengan yang disebabkan oleh virus corona itu sendiri," ungkap Tarasov.
Senada Nikolay Briko, kepala ahli epidemiologi non-residen Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan,"Vaksin ini tidak dikembangkan dari awal, pusat penelitian Gamelei memiliki basis penelitian yang serius dan signifikan pada vaksin."
“Teknologi pengembangan vaksin semacam itu sudah sempurna.
Jadi mungkin, prosesnya dipercepat karena vaksin itu tidak dibuat dari awal.
Penting agar semua tahapan (penelitian vaksin) diikuti dan persyaratan internasionalnya ditaati, " katanya kepada kantor berita TASS.
Sebelumnya WHO mengatakan dari lebih 160 calon vaksin COVID-19, enam sedang melalui Fase III, menurut WHO.
Tiga dari calon vaksin COVID-19 berasal dari China.
Tiga lagi dari Amerika dan Inggris.
Fasilitas produksi di China baru saja lulus uji dan siap untuk produksi massal.
Duterte Siap Disuntik Vaksin Rusia