TRIBUN WIKI
Mengenang Kisah Pembantaian Rawagede, Belanda Kerahkan 9 Truk Pasukan, Ratusan Orang Tewas
1947, Belanda membawa misi untuk membersihkan unit pasukan bersenjata Indonesia dan laskar-laskar pemuda yang melakukan perlawanan dengan Belanda.
Belanda masih melanjutkan misi pencarian Lukas Kustaryo bahkan menambah personil sebanyak 9 truk.
Tentara Belanda juga mendapatkan bantuan dari pribumi pengkhianat yang menunjukkan tempat-tempat persembunyian para pejuang.
Belanda juga membantai penumpang Kereta Api jurusan Karawang-Rengasdengklok yang terjebak di Stasiun Rawagede.
Para penumpang diperintahkan untuk baris jongkok di jalan Kereta Api dan kemudian ditembak.
Akibat kejadian tersebut, 62 orang tewas dibantai.
Permohonan Maaf
Pada 14 September 2011, akhirnya pengadilan sipil Den Haag dipimpin oleh DA Schreudermenjatuhkan vonis pada Belanda untuk bertanggung jawab atas kejadian di Rawagede.
Upaya pencarian keadilan bagi janda korban pembantaian Rawagede didampingi oleh seorang pengacara dan guru besar Hukum Humaniter Internasional serta penggagas Yayasan Belanda Nuhanovic Foundation, Liesbeth Zegveld.
Putusan pengadilan mewajibkan pemerintah Belanda akan melakukan permintaan maaf secara terbuka pada 9 Desember 2011.
Selain itu Belanda juga diwajibkan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro atau setara Rp 244 juta.
Permintaan maaf tersebut dilakukan dan diwakili oleh Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan.
Sebanyak enam janda korban tragedi Rawagede menerima kompensasi dari pemerintah Belanda.
Pemberian kompensasi dilakukan secara simbolik di Monumen Perjuangan Rawagede, di Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul '17 Agustus - Seri Sejarah Nasional: Pembantaian Rawagede'.