TRIBUN WIKI
Mengenang Kisah Pembantaian Rawagede, Belanda Kerahkan 9 Truk Pasukan, Ratusan Orang Tewas
1947, Belanda membawa misi untuk membersihkan unit pasukan bersenjata Indonesia dan laskar-laskar pemuda yang melakukan perlawanan dengan Belanda.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Kemerdekaan Indonesia merupakan satu momen penting dalam sejarah.
Setelah ratusan tahun, Indonesia berhasil membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Kendati telah berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1945, ada banyak rentetan peristiwa yang membuat perjuangan para tokoh tetap berlanjut.
Pada 1947 tentara Belanda kembali datang ke Indonesia dan berhasil menguasai wilayah Jawa Barat.
Belanda membawa misi untuk membersihkan unit pasukan bersenjata Indonesia dan laskar-laskar pemuda yang melakukan perlawanan dengan Belanda.
Pasukan Belanda yang ikut ambil bagian dalam operasi adalah Detasemen 3-9 RI, pasukan para 1E, 12 Genie veld compagnie dan Depot Speciaale Troepen (DST) berjumlah total sekitar 130.000 tentara.
Pasukan tersebut bertujuan untuk memburu Kapten Lukas Kustaryo yang selalu berhasil menyerang pos-pos dan patroli militer Belanda.
Belanda yang mencurigai adanya gerakan pejuang di daerah Rawagede mulai mengirimkan mata-mata untuk melakukan penyelidikan.
Pada kenyataannya di desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang terdapat Markas Gabungan Pejuang (MGP) oleh para pejuang dan laskar pemuda.
Mengetahui hal tersebut para pemimpin MGP menutup seluruh akses jalan menuju desa Rawagede dan melakukan patroli penjagaan setiap malam.
Kemudian seorang intel Belanda berkebangsaan Indonesia berhasil ditangkap oleh anggota MGP Rawagede, namun berhasil kabur.
Intel tersebut memberikan informasi kepada Belanda bahwa di MGP Rawagede terdapat Lukas Kustaryo dan pasukan.
Mengetahui hal tersebut Belanda segera menyusun rencana penyerangan ke Rawagede.
Namun seorang kepala desa yang menyamar, Saukim mengetahui rencana tersebut dan segera memberikan informasi melalui surat kepada MGP Rawagede.