Amankah Bepergian Naik Pesawat Ketika Pandemi? Studi Kasus Menjawab Pertanyaan Itu
Setiap orang diharapkan tidak berkumpul atau berdekatan satu sama lain guna mencegah penularan Covid-19.
Ada 102 penumpang dalam penerbangan itu. 24 orang di antaranya merupakan sekelompok turis.
Ketika pesawat mendarat, ke-24 turis itu dites SARS-CoV-2. Hasilnya, tujuh orang di antaranya positif Covid-19.
Empat turis merasa sakit atau menunjukkan gejala selama penerbangan, dua merasa baik-baik saja tapi kemudian mengalami gejala, dan satu orang tidak menunjukkan gejala.
Tujuh turis itu diperkirakan terinfeksi Covid-19 seminggu sebelum penerbangan. Kemungkinan besar, mereka terinfeksi setelah melakukan kontak dengan manajer hotel yang kemudian dinyatakan positif Covid-19.
Setelah ditemukan tujuh orang turis positif, 4-5 minggu kemudian peneliti menghubungi 71 penumpang lainnya untuk dievaluasi dan dites Covid-19. Sementara tujuh penumpang lain tidak bisa dihubungi.
Dari pemeriksaan susulan 71 penumpang, dua orang di antaranya positif Covid-19. Kedua penumpang duduk di dua baris setelah penumpang yang terinfeksi.
Dari kasus ini, penularan dari penerbangan tampaknya sangat mungkin terjadi karena mereka dikarantina selama 14 hari setelah mendarat, tapi tetap sakit.
Dalam kasus lain, mereka tidak melakukan karantina, sehingga para peneliti tidak dapat sepenuhnya mengecualikan kemungkinan mereka terkena infeksi setelah mendarat.
Namun, peneliti yakin ada kemungkinan penumpang terinfeksi saat di pesawat.
Secara keseluruhan, ini adalah gambaran yang cukup suram, yang menunjukkan betapa sulitnya melacak orang yang terinfeksi saat melakukan penerbangan.
Namun demikian, laporan mereka menunjukkan bahwa Covid-19 dapat ditularkan melalui transmisi udara, terutama di pesawat yang padat penumpang.
Mereka juga menunjukkan bahwa risiko ini dapat dikurangi lebih lanjut jika semua penumpang dan awak memakai masker wajah. Di mana kondisi ini tidak dilakukan dalam kasus penerbangan dari Israel ke Jerman saat itu.
"Kami tahu bahwa masker sangat efektif dalam mencegah penularan, dan harus diaplikasikan di pesawat," kata Profesor Ciesek.
“Ada beberapa kasus penularan di udara yang dilaporkan di pesawat. Tapi itu mungkin terjadi, ketika tidak ada tindakan untuk mengurangi pencegahan yang diterapkan. Ini adalah aspek penting dari perjalanan udara selama pandemi. "
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amankah Terbang saat Pandemi? Studi Kasus Menjawab Pertanyaan Tersebut"