Bukan Batam Kepri, tapi Pelancong dari 2 Negara Ini yang Bulan Depan Bisa Berlibur ke Singapura
Singapura, negara yang bertetangga dengan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bulan depan kembali membuka negara untuk pengunjung.
Bukan Batam Kepri, tapi Pelancong dari 2 Negara Ini yang Bulan Depan Bisa Berlibur ke Singapura
TRIBUNBATAM.id - Singapura, negara yang bertetangga dengan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bulan depan kembali membuka negara untuk pengunjung.
Namun otoritas negara mungil itu menjelaskan hanya membuka pengunjung dari dua negara saja.
Meski Batam, Kepri sangat berdekatan dengan Singapura nyatanya tak masuk dalam dua negara dimaksud.

Dua negara yang pengunjungnya dibolehkan datang mulai depan hanya yang berasal dari Selandia Baru dan Brunei Darussalam.
• NGERI, Berkode D614G di Malaysia dan Singapura Virus Corona Bermutasi 10 Kali Lebih Menular
Hal ini menjadi langkah pertama bagi Singapura untuk melanjutkan perjalanan liburan sejak menutup perbatasannya untuk mengendalikan wabah Covid-19.
Singapura yang saat ini hanya mengizinkan perjalanan resmi dan bisnis ke negara-negara tertentu, juga mengatakan akan mengizinkan siswa melakukan perjalanan untuk belajar ke luar negeri jika pembelajaran jarak jauh tidak tersedia.
Kementerian Kesehatan Singapura bilang kebijakan tersebut akan berlaku pada 1 September dengan berbagai pembatasan.
Singapura menutup perbatasannya pada Maret lalu dan kemudian mengunci diri selama dua bulan ketika wabah massal di asrama pekerja migran muncul.
Langkah-langkah penguncian itu dicabut pada bulan Juni dan pusat perjalanan dan pariwisata telah mengambil langkah-langkah untuk memulai kembali bisnis dan merangsang ekonomi.
• Kasus Covid-19 Merosot Tajam, Roda Perekonomian Singapura Mulai Pulih
Virus Corona Bermutasi
Sebelumnya diberitakan belum sembuh dihantam badai corona Malaysia dan Singapura menelan pil pahit temuan terbaru pandemi Covid-19 tersebut.
Masih di virus corona tim medis menyebutkan telah terjadi mutasi di virus tersebut.
Mutasi menyebabkan penularan virus bisa semakin masif.
Mutasi virus corona baru yang semakin umum terjadi di Eropa dan baru-baru ini terdeteksi di Malaysia mungkin lebih menular, tetapi tampaknya tidak terlalu mematikan, menurut pakar penyakit menular Paul Tambyah.
• Kenapa Batam, Singapura dan Hongkong Harus Waspadai Efek Pilpres Amerika
Tambyah, konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengatakan mutasi D614G dari virus corona yang 10 kali lebih menular juga ditemukan di Singapura.
Ada bukti bahwa penyebaran mutasi virus corona di Eropa bertepatan dengan penurunan tingkat kematian. "Ini menunjukkan, mutasi tidak terlalu mematikan," kata Tambyah, Selasa (18/8/2020).
Dikutip dari Kontan, menurut dia, mutasi virus corona tersebut kemungkinan tidak akan berdampak pada kemanjuran vaksin potensial, meskipun ada peringatan yang berlawanan dari para ahli kesehatan lainnya.
"Mungkin itu hal yang baik untuk memiliki virus yang lebih menular tetapi tidak begitu mematikan," ujarnya.
Tambyah mengungkapkan sebagian besar virus cenderung menjadi kurang ganas saat bermutasi.

"Ini adalah kepentingan virus untuk menginfeksi lebih banyak orang tetapi tidak membunuh mereka, karena virus bergantung pada inang untuk makanan dan tempat berlindung," ungkap dia.
Para ilmuwan menemukan mutasi virus corona pada awal Februari dan telah beredar di Eropa dan Amerika, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO juga mengatakan tidak ada bukti mutasi menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Pada Minggu (16/8/2020), Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mendesak kewaspadaan publik yang lebih besar setelah pihak berwenang mendeteksi mutasi D614G dari virus corona dalam dua kluster baru-baru ini.
• Bandara Changi Singapura Perbolehkan Penumpang dari Indonesia Transit, Asal Naik Maskapai Ini
Noor Hisham mengatakan, strain baru dari virus corona yang terdeteksi 10 kali lebih menular.
Sehingga vaksin yang saat ini sedang dikembangkan mungkin tidak efektif melawan mutasi ini.
Tetapi, Tambyah menyebutkan mutasi seperti itu tidak akan cukup mengubah virus untuk membuat vaksin potensial kurang efektif.
"Mutan memengaruhi pengikatan protein lonjakan dan belum tentu pengenalan protein oleh sistem kekebalan, yang akan dipersiapkan oleh vaksin," katanya.
10 Kali Lebih Menular
Mutasi virus corona baru yang disebutkan 10 kali lebih menular terdeteksi di Malaysia.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, masyarakat harus lebih berhati-hati, setelah mutasi D614G dari virus korona terdeteksi.
"Ditemukan (virus corona) 10 kali lebih mudah untuk menginfeksi orang lain dan lebih mudah menyebar, jika disebarkan oleh individu penyebar super," kata Noor Hisham dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya, Minggu (16/8), seperti dikutip Channel News Asia.
Mutasi tersebut terdeteksi oleh Malaysian Institute for Medical Research, sebagai hasil dari uji isolasi dan kultur pada tiga kasus dari kluster Sivagangga dan satu kasus dari kluster Ulu Tiram.
"Sejauh ini, kedua kluster ini terkendali sebagai bagian dari tindakan kontrol kesehatan masyarakat yang cepat," ujar Noor Hisham.
"Tes awal ini dan beberapa tes lanjutan sedang dilakukan untuk menguji beberapa kasus lain, termasuk kasus indeks untuk dua kluster".
Noor Hisham menambahkan, mutasi D614G ditemukan oleh para ilmuwan pada Juli lalu.
Seorang penarik becak di Penang tampak kelaparan dan makan di tempat terbuka, saat social distancing dan lockdown untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19) diberlakukan di Malaysia (THE STAR).
Dan, kemungkinan besar menyebabkan penelitian vaksin saat ini tidak lengkap atau tidak efektif terhadap mutasi virus corona ini.
Karena itu, Noor Hisham berpesan kepada warga Malaysia, untuk terus menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian kesehatan masyarakat.
Termasuk, menjaga jarak fisik, sering mencuci tangan, dan memakai masker.
"Situasi terbaru, Covid-19 terkendali, dan Kementerian Kesehatan serta lembaga lainnya masih melakukan upaya untuk mengekang penyebaran Covid-19," katanya.
"Butuh kerja sama publik agar kita bisa bersama-sama memutus rantai penularan Covid-19 dari segala jenis mutasi," tegas dia yang menambahkan, hingga Minggu (16/8/2020), Malaysia melaporkan 9.200 kasus virus corona, dengan 216 kasus aktif.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Setelah Malaysia, virus corona yang 10 kali lebih menular terdeteksi di Singapura dan Terdeteksi di Malaysia, virus corona bermutasi jadi 10 kali lebih menular dan
Bulan depan, turis dari dua negara ini mulai bisa berlibur ke Singapura