Jika Bukan Karena Kepemimpinannya, Trump Sebut AS Bakal Perang dengan Korea Utara
Donald Trump kembali menjadi sorotan lewat pengakuannya. mengklaim jika bukan karena kepemimpinannya, saat ini mereka sudah perang dengan Korut.
Dia akan sangat dirindukan, tapi kami akan berjumpa kembali.
Kenangan tentangnya akan terus hidup di dalam hati saya.
Robert, aku sayang padamu. Istirahatlah dengan damai."
Robert Trump yang mendapatkan pengobatan untuk pengencer darah, baru-baru ini menderita pendarahan otak menurut teman dekat keluarga Trump seperti dikutip The New York Times.
Menurut sumber itu, beberapa pekan terakhir ini, Robert bahkan tidak bisa berbicara di telepon.
Sebelumnya, Donald Trump mengunjungi adik laki-lakinya itu di Rumah Sakit New York pada Jumat (14/8/2020).
Presiden ke-45 AS itu terlihat mengenakan masker saat tiba di Rumah Sakit Presbyterian New York, dan masuk lewat pintu belakang.
Donald Trump berada di sana sekitar 45 menit, menurut jurnalis AFP yang meliput kunjungan tersebut.
Laporan media-media AS mengabarkan, adik laki-laki Trump sakit parah tapi tidak ada rincian lebih lanjut.
Trump saat itu sedang dalam perjalanan ke klub golfnya di dekat Bedminster, New Jersey, dan dia mampir ke New York. Kepada wartawan dia berkata bahwa adiknya mengalami masa-masa sulit.
Meski popularitas sang adik jauh di bawah kakaknya, Robert Trump sudah lama menjadi bagian integral dari gurita bisnis real estate keluarga, dan sangat setia pada presiden.
Amerika Serikat Mendukung Penyelidikan Ledakan di Beirut, Trump Minta Lebanon Tetap Tenang
Donald Trump mendesak Lebanon melakukan penyelidikan penuh dan transparan terhadap ledakan di Beirut pada Minggu (9/8/2020).
Presiden Amerika Serikat ( AS) itu menyatakan siap untuk membantu penyelidikan terhadap ledakan Lebanon.
Trump juga mendukung protes besar yang menuntut reformasi di Lebanon.
Trump "mendesak pemerintah Lebanon untuk melakukan penyelidikan penuh dan transparan, di mana Amerika Serikat siap membantu," demikian keterangan dari Gedung Putih yang dikutip kantor berita AFP Minggu (9/8/2020).
Trump mengucapkan desakannya usai hadir di konferensi virtual tentang tanggapan internasional terhadap bencana tersebut.
"Presiden meminta Lebanon tetap tenang dan mengakui seruan sah dari pengunjuk rasa damai untuk transparansi, reformasi, dan akuntabilitas," tambah pernyataan Gedung Putih.
Sementara itu militer Lebanon pada Minggu mengatakan, harapan menipis untuk menemukan korban selamat di lokasi ledakan, setelah dilakukan beberapa hari operasi pencarian dan penyelamatan.
Ledakan yang melanda pelabuhan Beirut menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon, merenggut lebih dari 150 korban jiwa dan melukai sekitar 6.000 orang.
Sebagian besar otoritas Lebanon mengatakan, ledakan pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat itu dipicu kebakaran di gudang pelabuhan, tempat penyimpanan amonium nitrat.
Zat kimia itu biasanya dipakai sebagai bahan dasar pupuk atau bakan peledak.
Diketahui, 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang selama 6 tahun tanpa pengamanan yang memadai.
Para pemimpin dunia, organisasi internasional, dan rakyat Lebanon sangat mendesak adanya penyelidikan internasional.
Akan tetapi Presiden Michel Aoun berujar, penyelidikan semacam itu "buang-buang waktu".
(*)
• Saat Donald Trump Minta Menjabat Presiden hingga 3 Periode, Bill Clinton Sebut Pemerintahan Kacau
• Pemilihan Presiden Amerika Serikat 80 Hari Lagi, Joe Biden Khawatir Kalah dari Donald Trump
• Michelle Obama Sebut Trump Presiden yang Salah, Berujung Marah-marah di Twitter
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Klaim jika Bukan karena Dia, AS Sudah Perang dengan Korea Utara".